Friday, 5 January 2018

LAMTORO SEBAGAI PAKAN UNGGAS



LAMTORO SEBAGAI PAKAN UNGGAS
Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kepala UPTD Peternakan Wilayah III Kab. Lebak)

Mungkin jarang kita dengar daun lamtoro (Laucaena Leucocephala)  dimanfaatkan sebagai pakan unggas. Saat ini sudah mulai ada peternak unggas yang memanfaatkan daun lamtoro sebagai pakan  untuk mengurangi biaya pembelian konsentrat. Saat pakan konsentrat harganya mahal maka lamtoro merupakan pakan alternatif atau campuran konsentrat yang sangat tepat. 

a. Mengenal Lamtoro
Lamtoro merupakan pohon yang tingginya bisa mencapai 20 m. Tapi kebanyakan tumbuhnya lebih rendah dari 20 m. Memiliki cabang yang banyak.  Apabila dahan atau cabang dipotong akan tumbuh tunas yang banyak. Sehingga lamtoro sangat cocok sebagai sumber pakan ternak karena produksi daunya cukup tinggi. Lamtoro memiliki daun majemuk dan bunganya berjambul.
Lamtoro sangat mudah dibudidayakan, perkembangbiaka lamtoro dengan biji. Biji lamtoro yang sudah tua dengan ciri biji dan kulit buah sudah berwarna hitam. Biji yang sudah tua terlebih dahulu disemai stelah tumbuh kecambah lalu dipindahkan ke polibek.  Setelah lamtoro tumbuh kira-kira 50 cm baru dipindahkan ke lahan.  Lamtoro akan mudah hidup di dataran rendah dan menengah, sehingga sangat cocok ditanam di Kabupaten Lebak yang merupakan dataran rendah. Lamtoro tetap tumbuh dengan baik walaupun di musim kemarau.


b. Kendala dalam Pemanfaatan daun Lamtoro sebagai Pakan Unggas
Lamtoro atau disebut selong atau petai cina mengandung nilai nutrisi yang sangat tinggi. Lamtoro memiliki protein 25-32%, disamping itu lamtoro mengandung betha karotin yang merupakan provitamin A.  Namun Pemberian daun lamtoro dalam bentuk segar harus dibatasi untuk pakan unggas yaitu antara 5-10 %. Karena lamtoro mengandung anti nutrisi yang disebut mimosin (asam amino non protein) yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ternak apabila diberikan dalam jumlah yang banyak, terus menerus dalam jangka yang lama.  Anti nutrisi lainya adalah asam sianida (HCN) yang dapat menyebabklan keracunan akut maupun kronis. Adanya anti nutrisi pada lamtoro tidak mengurangi manfaat yang dikandungnya. Pemberian lamtoro sesuai aturan dapat meningkatkan pertumbuhan unggas. 

c. Mengatasi kendala daun Lamtoro Sebagai Pakan Unggas.
            Efek negatif  anti nutrisi yang terkandung dalam lamtoro dapat diatasi dengan cara dilayukan atau dikeringkan. Dilayukan dengan pemberian tidak langsung setelat dipanen, namun dibiarkan sampai besoknya baru diberikan.  Dengan pelayuan dan pengeringan dapat memecah mimosin dan menurunkan kadar sianida yang mengakibatkan menurunnya kadar racun.  Pemberian daun lamtoro pada ayam dan kalkun dalam bentuk segar dapat mempercrepat pertumbuhan ayam maupun kalkun dan membuat bulu lebih mengkilat.

d. Pengawetan lamtoro
Saat produksi melimpah daun lamtoro sebaiknya disimpan atau di awetkan. Pengawetan lamtoro yang paling tepat adalah pengurangangan kadar air dan lebih baik diolah menjadi tepung. Penyimpanan tepung lamtoro di tempat yang tidak lembab. Tepung lamtoro juga bisa dijadikan campuran pakan konsentrat pada ayam pedaging sehingga bisa mengurangi biaya pembelian konsentrat.


e.  Pemberian Lamtoro pada Unggas

 


Tingkat palatabilitas lamtoro cukup baik. Pemberian lamtoro dalam bentuk segar pada saat pertama diberikan biasanya langsung dimakan. Pemberian lamtoro dalam bentuk segar sangat baik diberikan pada ayam dan kalkun. Sebelum Pemberian lamtoro dalam bentuk segar, lamtoro yang telah dipanen yang sebelumnya dilayukan dipotong-potong terlebih dahulu dengan ukuran kira-kira 1 cm. Daun lamtoro yang telah dipotong 1 cm langsung diberikan pada ayam atau  kalkun. 






Pemberian dengan penurunan kadar air, lamtoro yang telah dipanen dijemur terlebih dahulu kemudian diolah menjadi tepung dengan mesih penepung. Pemberian lamtoro yang sudah menjadi tepung dicampur dengan konsentrat. Tepung lamtoro juga bisa dijadikan bahan baku pembuat konsentrat unggas. Menurut Mandey, dkk,. (2015) bahwa pakan dasar ayam pedaging dapat digantikan dengan tepung daun lamtoro  sampai 20 %. Semoga dengan penambahan lamtoro sebagai pakan dapat menurunkan biaya pembelian pakan.




DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.
Garcia G. W., T. U. Fergusson, F. A. Neckles and KAE Archibald. 1996. The Nutritive Value and
          forage  productivity of Leucaena leucocephala. Anim Feed Sci Technol, 60: 29-41.

Hartadi, H., S. Reksohadiprojo, dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia.
       Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Mandey, Jet. S., N J. Kumajas, J. R. Leke, M. N. Regar. 2015. Manfaat Daun Lamtoro (Leucaena
      Leucocephala  dalam Pakan Ayam Pedaging Diukur Dari Penampilan Produksi. Fakultas   
      Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal )  Vol. 35 No. 1
       : 72-77.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. UI Press. Jakarta.
Suprayitno. 1981. Lamtoro Gung dan Manfaatnya. Bhratara. Jakarta.
Siregar, M. E. 1983.  Pemanfaatan daun lamtoro Sebagai Pakan Ternak. Balai Penelitian      
     Ternak. Bogor.

Wahyuni, Editha S.J ., Komara W dan Alan Day. 1981 . Penggunaan berbagai tingkat hijauan petai  
       cina (Leucaena leucocephala) pada pertumbuahan sapi peranakan onggole. Proc. Seminar     
       Penelitian Peternakan . Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak . Bogor. Hal 169-173.


No comments:

Post a Comment