LAMTORO
SEBAGAI PAKAN UNGGAS
Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt
(Kepala UPTD Peternakan Wilayah III Kab. Lebak)
Mungkin jarang kita
dengar daun lamtoro (Laucaena
Leucocephala) dimanfaatkan sebagai
pakan unggas. Saat ini sudah mulai ada peternak unggas yang memanfaatkan daun
lamtoro sebagai pakan untuk mengurangi
biaya pembelian konsentrat. Saat pakan konsentrat harganya mahal maka lamtoro
merupakan pakan alternatif atau campuran konsentrat yang sangat tepat.
a.
Mengenal Lamtoro
Lamtoro merupakan pohon
yang tingginya bisa mencapai 20 m. Tapi kebanyakan tumbuhnya lebih rendah dari
20 m. Memiliki cabang yang banyak.
Apabila dahan atau cabang dipotong akan tumbuh tunas yang banyak.
Sehingga lamtoro sangat cocok sebagai sumber pakan ternak karena produksi
daunya cukup tinggi. Lamtoro memiliki daun majemuk dan bunganya berjambul.
Lamtoro sangat mudah dibudidayakan,
perkembangbiaka lamtoro dengan biji. Biji lamtoro yang sudah tua dengan ciri
biji dan kulit buah sudah berwarna hitam. Biji yang sudah tua terlebih dahulu
disemai stelah tumbuh kecambah lalu dipindahkan ke polibek. Setelah lamtoro tumbuh kira-kira 50 cm baru
dipindahkan ke lahan. Lamtoro akan mudah
hidup di dataran rendah dan menengah, sehingga sangat cocok ditanam di Kabupaten
Lebak yang merupakan dataran rendah. Lamtoro tetap tumbuh dengan baik walaupun
di musim kemarau.
b.
Kendala dalam Pemanfaatan daun Lamtoro sebagai Pakan Unggas
Lamtoro atau disebut
selong atau petai cina mengandung nilai nutrisi yang sangat tinggi. Lamtoro
memiliki protein 25-32%, disamping itu lamtoro mengandung betha karotin yang
merupakan provitamin A. Namun Pemberian
daun lamtoro dalam bentuk segar harus dibatasi untuk pakan unggas yaitu antara
5-10 %. Karena lamtoro mengandung anti nutrisi yang disebut mimosin (asam amino
non protein) yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ternak apabila
diberikan dalam jumlah yang banyak, terus menerus dalam jangka yang lama. Anti nutrisi lainya adalah asam sianida (HCN)
yang dapat menyebabklan keracunan akut maupun kronis. Adanya anti nutrisi pada
lamtoro tidak mengurangi manfaat yang dikandungnya. Pemberian lamtoro sesuai
aturan dapat meningkatkan pertumbuhan unggas.
c.
Mengatasi kendala daun Lamtoro Sebagai Pakan Unggas.
Efek
negatif anti nutrisi yang terkandung
dalam lamtoro dapat diatasi dengan cara dilayukan atau dikeringkan. Dilayukan
dengan pemberian tidak langsung setelat dipanen, namun dibiarkan sampai
besoknya baru diberikan. Dengan pelayuan
dan pengeringan dapat memecah mimosin dan menurunkan kadar sianida yang
mengakibatkan menurunnya kadar racun. Pemberian
daun lamtoro pada ayam dan kalkun dalam bentuk segar dapat mempercrepat
pertumbuhan ayam maupun kalkun dan membuat bulu lebih mengkilat.
d.
Pengawetan lamtoro
Saat produksi melimpah
daun lamtoro sebaiknya disimpan atau di awetkan. Pengawetan lamtoro yang paling
tepat adalah pengurangangan kadar air dan lebih baik diolah menjadi tepung.
Penyimpanan tepung lamtoro di tempat yang tidak lembab. Tepung lamtoro juga
bisa dijadikan campuran pakan konsentrat pada ayam pedaging sehingga bisa
mengurangi biaya pembelian konsentrat.
e. Pemberian Lamtoro pada Unggas
Tingkat palatabilitas
lamtoro cukup baik. Pemberian lamtoro dalam bentuk segar pada saat pertama
diberikan biasanya langsung dimakan. Pemberian lamtoro dalam bentuk segar
sangat baik diberikan pada ayam dan kalkun. Sebelum Pemberian lamtoro dalam
bentuk segar, lamtoro yang telah dipanen yang sebelumnya dilayukan
dipotong-potong terlebih dahulu dengan ukuran kira-kira 1 cm. Daun lamtoro yang
telah dipotong 1 cm langsung diberikan pada ayam atau kalkun.
Pemberian dengan
penurunan kadar air, lamtoro yang telah dipanen dijemur terlebih dahulu
kemudian diolah menjadi tepung dengan mesih penepung. Pemberian lamtoro yang
sudah menjadi tepung dicampur dengan konsentrat. Tepung lamtoro juga bisa
dijadikan bahan baku pembuat konsentrat unggas. Menurut Mandey, dkk,. (2015)
bahwa pakan dasar ayam pedaging dapat digantikan dengan tepung daun
lamtoro sampai 20 %. Semoga dengan
penambahan lamtoro sebagai pakan dapat menurunkan biaya pembelian pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi,
R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT
Gramedia. Jakarta.
Garcia G. W., T. U. Fergusson, F.
A. Neckles and KAE Archibald. 1996. The
Nutritive Value and
forage productivity of Leucaena leucocephala. Anim Feed Sci Technol, 60:
29-41.
Hartadi, H., S. Reksohadiprojo,
dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi
Pakan untuk Indonesia.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Mandey, Jet.
S., N J. Kumajas, J. R. Leke, M. N. Regar. 2015. Manfaat Daun Lamtoro (Leucaena
Leucocephala dalam Pakan Ayam Pedaging Diukur Dari Penampilan Produksi.
Fakultas
Peternakan Universitas Sam Ratulangi
Manado, Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1
: 72-77.
Parakkasi,
A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.
UI Press. Jakarta.
Suprayitno.
1981. Lamtoro Gung dan Manfaatnya. Bhratara.
Jakarta.
Siregar, M. E. 1983.
Pemanfaatan daun lamtoro Sebagai
Pakan Ternak. Balai Penelitian
Ternak. Bogor.
Wahyuni,
Editha S.J ., Komara W dan Alan Day. 1981 . Penggunaan
berbagai tingkat hijauan petai
cina
(Leucaena leucocephala) pada pertumbuahan sapi peranakan
onggole. Proc. Seminar
Penelitian
Peternakan . Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak . Bogor. Hal
169-173.
No comments:
Post a Comment