MENGENAL JENIS-JENIS RUMPUT BERKUALITAS
SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
Oleh
: Jamaluddin ZA, SPt. (Kasi Budidaya Ternak Dinas Peternakan Kab. Lebak)
Sebagai peternak terutama peternak
ruminansia seharusnya mengetahui jenis rumput berkualitas sebagai pakan
ternak. Tujuanya adalah agar pemberian pakan
pada ternak dapat mendukung kebutuhan gizi ternaknya. Ada banyak jenis rumput berkualitas yang
sudah di budidayakan di Indonesia. Rumput sebagai pakan ternak terbagi dua
yaitu : rumput potong dan rumput penggembalaan. Berikut ini ada beberapa jenis rumput
yang berkualitas (unggul) yang sudah tumbuh dan beradaptasi di Indonesia :
A. Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)
Rumput gajah merupakan rumput yang
berbentuk rumpun dan bisa panen berkali-kali. Rumput gajah bisa tumbuh mulai
dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
Ciri dari rumput gajah adalah beruas-ruas, dengan memiliki daun yang
panjang sedikit berbulu. Rumput gajah memiliki protein kasar sekitar 8,4-11,4
%, lemak 1,7-1,9 %, Serat kasar 29,5-33% dengan daya cerna 52 % (BPTP
Yokyakarta, 2013).
Tanaman ini dikembangbikkan dengan
stek maupun pols. Pemanenan pertama pada umur 60 hari dan panen berikutnya
setiap 40 hari, dengan catatan pemupukan yang seimbang dan cukup air. Pada
musim kemarau pemanenan sebaiknya dilakukan setiap 55 hari. Musim kemarau perlu
penyiraman minimal satu kali dua minggu. Produksi rumput gajah per Hektar adalah
100-200 ton/ tahun. Merupakan rumput potong atau cut and carry. Pemotongan
rumput gajah saat panen sebaiknya sekitar 11 cm dari permukaan tanah, karena
kalau jarak pemotongan dari tanah terlalu tinggi pertumbuhan tunas baru akan
lebih sedikit, tunas akan tumbuh pada batang yang membuat rumput gajah menjadi
kerdil dan rumpun yang sedikit.
Rumput odot memiliki batang yang
pendek. Maksimal ketinggian rumput odot 1
m. Rumput odot memiliki produksi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Tingkat palatabilitasnya cukup baik, memiliki
protein kasar pada batang sekitar 8,2 %. Rumput odot baik tumbuh mulai dari
dataran rendah sampai dataran tinggi.
Rumput ini baik diberikan pada ruminansia besar maupun ruminansia kecil
karena batang yang lunak dan daun yang tidak berbulu. Perkembangbiakan rumput
odot bisa dengan stek batang. Pertama kali panen setelah ditanam sekitar 60
hari, panen selanjutnya setelah 36 hari pada musim hujan dan sekitatar 45 hari
pada musim kemarau.
Rumput raja merupakan persilangan
antara rumput gajah dengan pennisetum
typhoides. Rumput raja mudah tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.
Produsinya lebih tinggi dari rumput gajah. Produksi dalam bahan segar sekitar
225 ton/Ha/tahun. Rumput raja merupakan tanaman yang usia tumbuhnya cukup lama.
Ketinggian bisa mencapai 4 m, berbatang tebal dan keras. Pada umur sudah tua
daunya lebar dan panjang dengan tulang dau yg keras. Protein Kasar 10,82 %( Kushartono, B. dan
Iriani, N., 2004). Penanaman rumput raja dapat dilakukan dengan
pols maupun stek. Batang yang dipake
seharusnya yang sudah tua.
D. Rumput Benggala (Panicum Maximum)
Rumput benggala berbentuk rumpun,
tumbuh tegak, memiliki akar serabut. Tingginya bisa mencapai 1,8 m.
Daunya lebih kecil dari rumput gajah.
Perkembangbiakanya dengan biji maupun pols. Protein kasar rumput
benggala sekitar 9,6 %, Pemanenan pertama sekitar 60 hari. Pemanenan bisa
sampai tujuh tahun dengan pemupukan yang sesuai.
Produksi bahan kering rumput benggala sekitar
126 ton/ha/thn. Tanaman ini tumbuh baik
pada daerah dataran rendah seperti di kabupaten Lebak. dengan curah hujan
1.000-2.000 mm/thn. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan dan tumbuh lebih baik dengan jumlah air yang
cukup, kuat terhadap naungan, Bisa dijadikan rumput potong maupun rumput padang
penggembalaan karena perakaranya yang kuat.
E. Rumput Setaria (setaria spachelata)
Rumput Setaria mempunyai ciri-ciri berbentuk
rumpun mirip tanaman sereh, daunya kecil memanjang dan agak lembut, berbatang
lunak dan berwarna merah, pamgkal batang pipih. Perkembangbiakan dengan pols
(sobekan rumpun) dan bisa juga dengan biji. Tanaman ini mudah tumbuh pada
ketinggian 1.000-3000 meter dpl. dengan curah hujan sedang. Tanaman ini tahan
terhadap kekeringan, masih hidup di daerah yang sering tergenang air. Kandungan protein kasar 8,40 % ( Kushartono,
B. dan Iriani, N., 2004). Waktu pemanenan setelah berusia 40 hari setelah tinggi
rumpun 1 m. Pemotongan rumput sekitar 11 cm dari permukaan tanah. Agar tumbuh
lebanyak anakan. Setaria sangat cocok diberikan pada kambing dan domba. Karena
tekturnya yang lembut. Produksi rumput setaria dalam bentuk segar sekitar 95
ton/Ha/Thn.
F. Rumput Australia (Paspalum Dilatatum)
Paspalum membentuk rumpun yang padat,
berdaun banyak dan berizom merayap yang pendek. Kuat pada penggembalaan berat
karena perakaran yang kuat di dalam tanah, tumbuh pada tanah marginal maupun
tanah yang subur. Kandungan Protein kasar 10,82% ( Kushartono, B. dan Iriani,
N., 2004).
H. Brachiaria Decumbens
Rumput Brachiaria Decumbens (BD) berbentuk
rumpun dan batangnya merambat dan mengeluarkan akar dari ruas batangyang
membuat rumpun baru, Sehingga cepat menutupi tanah menjadi hamparan yang
lebat. Daunya tidak terlalu lebar,
pendek dan sedikit berbulu. Tinggi rumput BD bisa mencapai 45 cm. Merupakan rumput untuk padang penggembalaan,
karena memiliki perakaran yang dalam dan kuat sehingga tahan terhadap injakan. Penggembalaan
bisa dilakukan setelah BD berumur 60 hari.
Produksi rumput BD bisa mencapai 172 ton/Ha/thn.
Usia rumput BD cukup panjang. Kuat
dengan curah hujan yang rendah dan Pertumbuhan yang cepat. Rumput ini bisa tumbuh baik di dataran tinggi
maupun dataran rendah. BD juga bisa tumbuh di tanah dengan pH rendah (3.5) dan
kurang subur. Kandungan nutrisi cukup baik, Protein kasar sekitar 10,6 % (Fanindi
A. dan Prawiradiputra B. R.) dengan palatabilitas yang cukup baik. Rumput BD cocok
diberikan kepada ruminansia besar maupun ruminansia kecil. Perkembangbiakanya dengan rumpun (pols) dan
bisa juga dengan biji.
I. Brachiaria Humidicola
Rumput Brachiaria Humidicola (BH) memiliki daun sedikit lebih kecil dari
daun BD, batangnya merambat dan mengeluarkan akar dari ruasnya kemudian tumbuh
rumpun baru (stolon). BH cocok sebagai rumput penggembalaan karena perakaran
yang dalam serta rumpun yang banyak sehingga tahan terhadap injakan. Kuat
terhadap penggembalaan berat. Rumput ini
tumbuh baik di dataran rendah tropis juga sampai dataran tinggi, bisa tumbuh
dengah pH tanah yang rendah sampai tinggi. Rumput BH dikembangbiakan dengan
biji maupun pols (rumpun). Tumbuh dengan rizhome dan stolon sangat cepat
menutupi tanah. Produksi rumput BH bisa mencapai 160 ton/Ha/thn, tergantung
perawatan. Kandungan Protein kasar sekitar 8,88%.
J. Rumput Cynodon
Dactilon
Rumput cynodon dactilon merupakan rumput yang berstolon, memiliki rhizome
dan mempunyai perakaran yang kuat. Daunya kecil memanjang. Kandungan nutrisi
rumput ini cukup baik sekitar 8,67 % ( Kushartono, B. dan Iriani, N.,
2004). Rumput ini tetap tumbuh pada
musim kemarau, tumbuh lebih baik pada tanah yang kelembabanya tinggi, rumput
ini juga kuat terhadap genangan air.
Rumput Cynodon dactilon tumbuh dengan baik apabila tidak ada
naungan. Tingkat palabilitas rumput ini sangat
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fanindi, A. dan Prawiradiputra, B. R. Karakteristik dan Pemanfaatan rumput Brachiaria Sp.
Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Kushartono, B. dan
Iriani, N. (2004) Inventarisasi
Keanekaragaman Hijauan Guna
Mendukung
Sumber Pakan Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor
Kurniawan W. Dkk
(2007) Produksi dan kualitas Brachiaria
Humidicola (rend.) Sch, Digitaria
decumbens
Stent dan Stenotaphrum Secundatum (walter) O. Kunt. Dibawah naungan
sengon,
Karet dan kelapa sawit. Media Peternakan. Jurnal of animal science and
technologi. IPB.
Supriadi (2013) Macam
Bahan Pakan Sapi dan Kandungan Gizinya. BPTP Yokyakarta
Siregar, M.E., (1978) Produktifitas setra kemampuan menahan erosi
soecies Rumput setra
leguminosa
terpilih menjadi pakan ternak yang ditanam pada tamping teras bangku di
Citanduy. Ciamis.
Siregar. M.E. dan A.
Djajanegara (1974) Pengaruh tingkat
pemupukan zwavelzurur kalium
(Zk) terhadap
produksi segar 5 jenis rumput, Buletin. L. P. P Bogor No 12.