Tuesday 27 March 2018

Mengenal Jenis-jenis Rumput Berkualitas Sebagai Pakan Ternak Ruminansia




 MENGENAL JENIS-JENIS RUMPUT BERKUALITAS 
SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Oleh  :  Jamaluddin ZA, SPt. (Kasi Budidaya Ternak Dinas Peternakan Kab. Lebak)

Sebagai peternak terutama peternak ruminansia seharusnya mengetahui jenis rumput berkualitas sebagai pakan ternak.  Tujuanya adalah agar pemberian pakan pada ternak dapat mendukung kebutuhan gizi ternaknya.  Ada banyak jenis rumput berkualitas yang sudah di budidayakan di Indonesia. Rumput sebagai pakan ternak terbagi dua yaitu : rumput potong dan rumput penggembalaan. Berikut ini ada beberapa jenis rumput yang berkualitas (unggul) yang sudah tumbuh dan beradaptasi di Indonesia :

A. Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)


Rumput gajah merupakan rumput yang berbentuk rumpun dan bisa panen berkali-kali. Rumput gajah bisa tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.  Ciri dari rumput gajah adalah beruas-ruas, dengan memiliki daun yang panjang sedikit berbulu. Rumput gajah memiliki protein kasar sekitar 8,4-11,4 %, lemak 1,7-1,9 %, Serat kasar 29,5-33% dengan daya cerna 52 % (BPTP Yokyakarta, 2013).
Tanaman ini dikembangbikkan dengan stek maupun pols. Pemanenan pertama pada umur 60 hari dan panen berikutnya setiap 40 hari, dengan catatan pemupukan yang seimbang dan cukup air. Pada musim kemarau pemanenan sebaiknya dilakukan setiap 55 hari. Musim kemarau perlu penyiraman minimal satu kali dua minggu.  Produksi rumput gajah per Hektar adalah 100-200 ton/ tahun. Merupakan rumput potong atau cut and carry.  Pemotongan rumput gajah saat panen sebaiknya sekitar 11 cm dari permukaan tanah, karena kalau jarak pemotongan dari tanah terlalu tinggi pertumbuhan tunas baru akan lebih sedikit, tunas akan tumbuh pada batang yang membuat rumput gajah menjadi kerdil dan rumpun yang sedikit.

B. Rumput Odot



Rumput odot memiliki batang yang pendek.  Maksimal ketinggian rumput odot 1 m. Rumput odot memiliki produksi yang tinggi dan  pertumbuhan yang cepat.  Tingkat palatabilitasnya cukup baik, memiliki protein kasar pada batang sekitar 8,2 %. Rumput odot baik tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.  Rumput ini baik diberikan pada ruminansia besar maupun ruminansia kecil karena batang yang lunak dan daun yang tidak berbulu. Perkembangbiakan rumput odot bisa dengan stek batang. Pertama kali panen setelah ditanam sekitar 60 hari, panen selanjutnya setelah 36 hari pada musim hujan dan sekitatar 45 hari pada musim kemarau.

C. Rumput Raja/King Grass (Pennicetum purpupoides)




Rumput raja merupakan persilangan antara rumput gajah dengan pennisetum typhoides. Rumput raja mudah tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Produsinya lebih tinggi dari rumput gajah. Produksi dalam bahan segar sekitar 225 ton/Ha/tahun. Rumput raja merupakan tanaman yang usia tumbuhnya cukup lama. Ketinggian bisa mencapai 4 m, berbatang tebal dan keras. Pada umur sudah tua daunya lebar dan panjang dengan tulang dau yg keras.  Protein Kasar 10,82 %( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004).   Penanaman rumput raja dapat dilakukan dengan pols maupun stek.  Batang yang dipake seharusnya yang sudah tua.

D. Rumput Benggala (Panicum Maximum)


Rumput benggala berbentuk rumpun, tumbuh tegak, memiliki akar serabut. Tingginya bisa mencapai  1,8 m.  Daunya lebih kecil dari rumput gajah.  Perkembangbiakanya dengan biji maupun pols. Protein kasar rumput benggala sekitar 9,6 %, Pemanenan pertama sekitar 60 hari. Pemanenan bisa sampai tujuh tahun dengan pemupukan yang sesuai.
 Produksi bahan kering rumput benggala sekitar 126 ton/ha/thn. Tanaman ini tumbuh  baik pada daerah dataran rendah seperti di kabupaten Lebak. dengan curah hujan 1.000-2.000 mm/thn. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan  dan tumbuh lebih baik dengan jumlah air yang cukup, kuat terhadap naungan, Bisa dijadikan rumput potong maupun rumput padang penggembalaan karena perakaranya yang kuat.

E. Rumput Setaria (setaria  spachelata)


Rumput Setaria mempunyai ciri-ciri berbentuk rumpun mirip tanaman sereh, daunya kecil memanjang dan agak lembut, berbatang lunak dan berwarna merah, pamgkal batang pipih. Perkembangbiakan dengan pols (sobekan rumpun) dan bisa juga dengan biji. Tanaman ini mudah tumbuh pada ketinggian 1.000-3000 meter dpl. dengan curah hujan sedang. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan, masih hidup di daerah yang sering tergenang air.  Kandungan protein kasar 8,40 % ( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004). Waktu pemanenan setelah berusia 40 hari setelah tinggi rumpun 1 m. Pemotongan rumput sekitar 11 cm dari permukaan tanah. Agar tumbuh lebanyak anakan. Setaria sangat cocok diberikan pada kambing dan domba. Karena tekturnya yang lembut. Produksi rumput setaria dalam bentuk segar sekitar 95 ton/Ha/Thn.

F. Rumput Australia (Paspalum Dilatatum)

Paspalum membentuk rumpun yang padat, berdaun banyak dan berizom merayap yang pendek. Kuat pada penggembalaan berat karena perakaran yang kuat di dalam tanah, tumbuh pada tanah marginal maupun tanah yang subur. Kandungan Protein kasar 10,82% ( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004).

H.  Brachiaria Decumbens




Rumput Brachiaria Decumbens (BD) berbentuk rumpun dan batangnya merambat dan mengeluarkan akar dari ruas batangyang membuat rumpun baru, Sehingga cepat menutupi tanah menjadi hamparan yang lebat.  Daunya tidak terlalu lebar, pendek dan sedikit berbulu. Tinggi rumput BD bisa mencapai 45 cm.  Merupakan rumput untuk padang penggembalaan, karena memiliki perakaran yang dalam dan kuat sehingga tahan terhadap injakan. Penggembalaan bisa dilakukan setelah BD berumur 60 hari.  Produksi rumput BD bisa mencapai 172 ton/Ha/thn.
            Usia rumput BD cukup panjang. Kuat dengan curah hujan yang rendah dan Pertumbuhan yang cepat.  Rumput ini bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. BD juga bisa tumbuh di tanah dengan pH rendah (3.5) dan kurang subur. Kandungan nutrisi cukup baik, Protein kasar sekitar 10,6 % (Fanindi A. dan Prawiradiputra B. R.) dengan palatabilitas yang cukup baik. Rumput BD cocok diberikan kepada ruminansia besar maupun ruminansia kecil.  Perkembangbiakanya dengan rumpun (pols) dan bisa juga dengan biji.

I.  Brachiaria Humidicola



Rumput Brachiaria Humidicola (BH) memiliki daun sedikit lebih kecil dari daun BD, batangnya merambat dan mengeluarkan akar dari ruasnya kemudian tumbuh rumpun baru (stolon). BH cocok sebagai rumput penggembalaan karena perakaran yang dalam serta rumpun yang banyak sehingga tahan terhadap injakan. Kuat terhadap penggembalaan berat.  Rumput ini tumbuh baik di dataran rendah tropis juga sampai dataran tinggi, bisa tumbuh dengah pH tanah yang rendah sampai tinggi. Rumput BH dikembangbiakan dengan biji maupun pols (rumpun). Tumbuh dengan rizhome dan stolon sangat cepat menutupi tanah. Produksi rumput BH bisa mencapai 160 ton/Ha/thn, tergantung perawatan. Kandungan Protein kasar sekitar 8,88%. 

J. Rumput Cynodon Dactilon


Rumput cynodon dactilon merupakan rumput yang berstolon, memiliki rhizome dan mempunyai perakaran yang kuat. Daunya kecil memanjang. Kandungan nutrisi rumput ini cukup baik sekitar 8,67 % ( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004).  Rumput ini tetap tumbuh pada musim kemarau, tumbuh lebih baik pada tanah yang kelembabanya tinggi, rumput ini juga kuat terhadap genangan air.  Rumput Cynodon dactilon tumbuh dengan baik apabila tidak ada naungan.  Tingkat palabilitas rumput ini sangat baik. 




DAFTAR PUSTAKA

Fanindi, A. dan Prawiradiputra, B. R. Karakteristik dan Pemanfaatan rumput Brachiaria Sp.
         Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Kushartono, B. dan Iriani, N. (2004) Inventarisasi Keanekaragaman Hijauan Guna
            Mendukung Sumber Pakan Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor

Kurniawan W. Dkk (2007) Produksi dan kualitas Brachiaria Humidicola (rend.) Sch, Digitaria 
          decumbens Stent dan Stenotaphrum Secundatum (walter) O. Kunt. Dibawah naungan
           sengon, Karet dan kelapa sawit. Media Peternakan. Jurnal of animal science and
           technologi. IPB.

Supriadi (2013) Macam Bahan Pakan Sapi dan Kandungan Gizinya. BPTP Yokyakarta
Siregar, M.E., (1978) Produktifitas setra kemampuan menahan erosi soecies Rumput setra  
         leguminosa terpilih menjadi pakan ternak yang ditanam pada tamping teras bangku di
         Citanduy. Ciamis.

Siregar. M.E. dan A. Djajanegara (1974) Pengaruh tingkat pemupukan zwavelzurur kalium
        (Zk) terhadap produksi segar 5 jenis rumput, Buletin. L. P. P Bogor No 12.
           







Wednesday 14 March 2018


PELUANG USAHA BUDIDAYA TERNAK KALKUN
Oleh :  Jamaluddin ZA, S.Pt (Kepala Seksi Budidaya Peternakan
 Dinas Peternakan Kab. Lebak)



Kalkun merupakan ternak unggas yang berasal dari benua Amerika, yang telah di konsumsi sehari-hari oleh suku Indian (Prayitno dan Murad, 2009). Kalkun sudah beradaptasi terhadap iklim di Indonesia. Bagi masyarakat Amerika dan eropa daging kalkun merupakan makanan yang biasa dikonsumsi terutama pada hari-hari besar. Sementara di Indonesia lebih cenderung sebagai ternak hias. Kalkun jantan lebih besar dari kalkun betina. Kalkun jantan bisa membuat bulu-bulunya tegak, sehingga terlihat sangat indah. Kalkun daging putih lebih tinggi proteinya dibanding ayam daging putih. Protein kalkun daging putih 43,3% sedangkan ayam daging putih hanya 31,5% (Mountney, 1976).  Rasa daging kalkun sangat lezat, sedikit lemak dan rendah kolesterol. Daging kalkun juga mengandung vitamin B,Kalium, fosfor dan Zinc. Agar budidaya kalkun berhasil maka harus dikatahui tatalaksana budidaya yang baik.  Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan agar budidaya kalkun bisa berhasil :

A.  Pembuatan Kandang
Kandang berfungsi sebagai tempat kalkun berlindung dari cuaca ekstrim (panas dan hujan) dan juga untuk memudahkan tatalaksana pemeliharaan. Berikut ini jenis kandang yang harus disiapkan :

A.1.  kandang Indukan
Kandang induk harus dikelilingi pagar agar mudah dalam pengontrolan. Kemudian disiapkan tempat berteduh untuk kalkun dari cuaca ekstrim.  Kandang dibuat senyaman mungkin agar ternak kalkun tidak stress.  Lantai kandang harus terkena sinar matahari langsung agar selalu kering dan mudah dibersihkan sehingga kalkun tidak mudah terkena penyakit.  Sirkulasi udara harus baik. Daya tampung harus sesuai tidak melebihi kapasitas.  Pagar harus tinggi agar kalkun betina tidak bisa terbang keluar pagar.

A.2.  Rak berterlur 


Agar kalkun betelur pada tempat yang tepat, maka harus dibuat rak betelur. Rak bertelur berbentuk kotak yang terbuat dari kayu. Kemudian di dalam kotak diisi jerami atau alang-alang juga bisa dari kain perca. Tempat bertelur harus diberi atap agar selalu kering dan tidak terkena hujan, sehingga tidak mempengaruhi daya tetas telur yang sedang dierami.


  
A.3. Kandang Anak kalkun



Kandang anak kalkun yang baru menetas bisa terbuat dari kayu maupun dari ram kawat. Berbentuk kotak dengan atap yang bisa terlindung dari hujan dan panas matahari. Lantai kandang terdapat lubang untuk mengeluarkan feses.  Kemudian juga harus disediakan tempat minum dan tempat pakan serta lampu sebagai penghangat.

B.  Pemilihan Bibit


Pemilihan bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya kalkun. Bibit yang baik akan menghasilkan turunan yang baik pula. Ada  beberapa cara untuk memilih bibit kalkun yang baik sebagai berikut :
1.  Sehat dan tidak cacat
    Ciri-ciri kalkun yang sehat adalah : matanya besinar, gerakanya lincah, nafsu makanya baik
    dan bulunya tidak kusam.
2. Pertumbuhanya yang baik
    Pertumbuhan yang baik terlihat dari pertambahan bobot badan yang cepat.
3.  Kalkun bakalan yang masih produktif
     kalkun bakalan yang sudah dewasa tubuh dan alat reproduksinya baik. Ciri Pejantan yang
     baik, libidonya tinggi dengan kualitas sperma yang baik.  Sedangkan betina yang produktif 
     yaitu produksi dan kualitas telurnya baik.

C. Pemeliharaan Induk
Pakan salah satu poin penting dalam usaha budidaya kalkun. Kekurangan Pakan bisa mengakibatkan pertumbuhan lambat bahkan bisa lebih mudah terjangkit penyakit. Kebutuhan nutrisi harus diperhatikan terutama kandungan protein, energi, mineral dan vitamin. Pakan yang bisa diberikan dedak, rumput-rumputan, sayur-sayuran dan juga leguminosa seperti lamtoro. Air minum harus tersedia setiap saat (adlibitum).  Pakan bisa diberikan dalam bentuk segar maupun kering. 
Sex rasio jantan dan betina yang baik adalah 1 : 5. Biasanya kalkun mulai bertelur pada usia sekitar 7 bulan. Induk kalkun yamg mau betelur ditandai dengan jenggernya yang berwarna merah cerah, berbunyi seperti ayam berkotek, pada kandang yang luas kalkuk yang mau bertelur akan mencari tempat bertelur kadang-kadang terbang agak tinggi. Jika sudah dianggap pas maka kalkun akan bertelur di tempat tersebut.
Tahapan Biosecurity harus dilakukan yaitu, Pengawasan lalulintas, baik orang, kenderaan, peralatan maupun hewan.  Sanitasi diantaranya Kebersihan kandang harus tetap terjaga agar dapat tercegah dari penyakit, penyemprotan desinfektan pada kandang harus dilakukan sebelum diisi. Hal iIni bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang merugikan. Kebersihan tempat pakan dan tempat minum juga harus selalu terjaga,  yang tidak kalah penting  kebersihan peternak dan pakaian. Hal ini bertujuan agar mencegah terbawanya penyakit dari luar. Kemudian isolasi, memisahlan entok dengan ayam, melakukan karantina pada ternak baru selama 2 minggu.
Induk kalkun diberi vaksinasin untuk mencegah terjangkitnya penyakit.  Vaksin yang diberikan minimal vaksin ND (tetelo) dan vaksin AI ( flu burung).  Biasanya Vaksinasi dilakukan dengan penyuntikan di bagian dada. Dosis tergantung merk dan jenis dari vaksin.

D.  Pemeliharaan Anak
Telur kalkun akan menetas setelah dierami sekitar 28 hari. Setelah anak kalkun (Day Old Turkey/DOT) menetas langsung dipisahkan dari induknya.  DOT dimasukkan ke kandang anak yang terlebih dahulu sudah disiapkan. Kandang DOT harus tersedia air minum dan pakan.  Lampu sebagai penghangat harus tersedia terutama pada malam hari atau saat hujan turun disiang hari.  Lantai kandang untuk anak kalkul umur 1 hari-30 hari diberi alas dari kertas. Jika feses sudah mulai banyak atau lembab maka alas harus diganti. Luas kandang 1 m2 bisa diisi 40-45 ekor DOT. Kemudian semakin besar anak kalkun maka tempat yang dibutuhkan semakin luas. Luas kandang disesuaikan dengan pertumbuhan anak kalkun. Setelah usia 30 hari anak kalkun tidak usah diberi lampu penghangat lagi karena bulu-bulu sayapnya sudah tumbuh dan bisa beradaptasi terhadap suhu lingkungan.
Pakan merupakan poin penting dalam pertumbuhan DOT. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan DOT harus terpenuhi baik jumlah maupun kualitasnya. Pakan DOT sampai 1 bulan diberikan pakan starter. Berikutnya dicampur dengan dedak dan daun pepaya. Setelah kalkun berusia lebih dari 4 bulan, pakan bisa berupa dedak yang dicampur dengan sayur-sayuran atau rumput  juga daun lamtoro. Pemberian multi vitamin harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin pada tubuh anak kalkun.
Agar anak kalkun dapat dicegah dari penyakit maka harus melakukan Perinsip-perinsip Biosecirity, seperti keberihan kandang, desinfeksi kandang, kebersihan tempat pakan, tempat minum serta pakain peternaknya. Sebaiknya ada baju khusus di dalam kandang, Agar penyakit dari luar tidak terbawa ke dalam kandang. Lalulintas orang, kenderaan dan peralatan ke dalam kandang harus dibatasi.
Vaksinasi harus dilakukan, di booster dan di revak. Vaksinasi pada kalkun dilakukan 5 kali seumur hidup. Terutama vaksin ND dan Vaksin AI.

E. Pemasaran
Pemasaran kalkun masih terbuka luas, Baik untuk konsumsi maupun ternak hias.  Permintaan sebagai daging konsumsi masih tinggi pada restoran-restoran yang banyak dikunjungi orang dari Eropa maupun Amerika. Sedangkan ternak hias banyak permintaan dari masyarakat Indonesia pencinta ternak hias. Harga daging kalkun 1 kg adalah 60-70 rb/kg.  Sedangkan kalkun sebagai ternak hias usia 2 bulan sepasang Rp 250.000,-  sedangkan ternak kalkun dewasa sepasang antara 800 rb -900 ribu. Apabila produksi tinggi selain sebagai ternak pedaging bisa di jual ke pasar-pasar burung baik di Serang maupun di Jakarta. Sekarang juga sudah banyak di jual secara online.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M. Dkk 2013. Turkey Management Guide. Central Poultry Development
         Organisation. Karnataka. India.

Astuti, M. 2011. Potensi Budidaya Kalkun Sebagai Ternak Alternatif. Ditjennak. Deptan.go.id
Prayitno, D.S. dan Murad. 2009. Managemen Kalkun berwawasan Animal wefare. Badan
          Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Rasyaf, M. Dan Amullah I. K. 1983.  Beternak Kalkun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yuwanita, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta







POTENSI BUDIDAYA ENTOK  SEBAGAI SUMBER MATA PENCAHARIAN
 BAGI MASYARAKAT PEDESAAN DI KAB. LEBAK

Oleh :  Jamaluddin ZA, SPt. (Kepala UPTD Peternakan Wilayah III Kab. Lebak)




Entok (muscovy duck) disebut juga bebek manila atau itik serati. Entok berasal dari benua Amerika.  Habitat aslinya di daerah rawa, danau maupun sungai. Entok merupakan ternak tipe pedaging.  Pangsa pasar untuk entok masih terbuka luas. Permintaan entok dari kabupen Lebak ke Jakarta cukup tinggi minimal 1.000 ekor/hari, kalau dijumlahkan dalam satu bulan permintaan entok  untuk wilayah  Jakarta dari kabupaten Lebak berkisar 30.000 ekor.  Sementara yang baru terpenuhi paling banyak 400 ekor/hari. Belum lagi permintaan untuk daerah serang sangat tinggi terutama pada saat menjelang idul fitri maupun idul adha. Harga entok paling tinggi di daerah serang pada saat menjelsng idul fitri dan Idhul Adha. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar budidaya entok bisa berhasil. Berikut ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peternak entok :

A.  Pembuatan Kandang
Kandang entok harus terbuat dari bahan yang kuat.  Jika bahanya terbuat dari bambu harus memilih bambu yang sudah tua, sebelum dijadikan pagar maupun kandang sebaiknya bambu direndam terlebih dahulu di dalam lumpur selama 1 bulan. Hal ini bertujuan agar bambu yang akan dibuat pagar atau kandang tidak mudah dimakan rayap.  Kandang entok harus dikelilingi oleh pagar agar entok bisa terkontrol keberadaanya. Pagar bisa terbuat dari bambu maupun ram kawat. Lantai kandang harus kering dan terkena sinar matahari langsung,
kemudian di dalam pagar disedikan tempat bertelur. tempat untuk bertelur bisa terbuat dari kayu atau bambu yang berbentuk kotak, didalam kotak diisi dengan jerami padi atau alang-alang.  Rak tempat bertelur harus terlindungi dari hujan dan sinar matahari langsung agar telur tidak cepat rusak. 
Selain rak bertelur juga harus disediakan kandang anak yang baru menetas (DOD), kandang anak bisa terbuat dari bambu maupun ram kawat. Kandang anak harus tersedia lampu sebagai penghangat. Kandang  juga harus ada sirkulasi udara yang baik, terkena sinar matahari langsung dan lantai kandang tidak terlalu rapat sehingga feses bisa jatuh kebawah, tidak menumpuk di dalam kandang. Kemudian disetiap kandang harus tersedia tempat  minum dan tempat pakan.  Agar daya tetas telur tinggi sebaiknya disediakan  tempat berenag untuk induk entok.

B.  Pemilihan Induk


                Saat pembelian induk entok,  peternak harus bisa mengetahui bibit yang baik. Ciri-ciri induk entok yang baik untuk dibudidayakan sebagai berikut :
a.  Sehat dan tidak cacat
  Entok yang sehat adalah entok yang nafsu makanya baik, aktif bergerak, tidak loyo, matanya
  bersina dan bulunya lengkap dan mengkilat.
b. Memiliki postur yang besar
     Ada beberapa tipe induk entok, sebaiknya memilih entok yang berpostur besar.  Manfaatnya agar
     bobot dagingnya lebih berat juga bisa mengerami telur lebih banyak.  
C. Entok bakalan yang sudah siap bertelur
 Pembelian entok bakalan bukan entok yang sudah mendekati akhir produksi. Hal ini bertujuan agar masa produksi telurnya masih lama, diharapkan dapat  menghasilkan anak entok yang lebih
     banyak.

C.  Pemeliharaan Induk
Agar fertilitas telur entok tinggi sebaiknya sex rasio jantan dengan betina adalah 1 : 5.  Induk-induk yang sudah dibeli di lepas di dalam pagar dan disedikan tempat pakan dan minum.  Lantai tempat induk entok sebaiknya selalu kering, jika memungkinkan lantainya ditaburi sekam padi.  Induk betina yang baru dibeli dilakukan pencabutan bulu sayap agar tidak bisa terbang.
 Biasanya usia 6 bulan entok mulai bertelur. Sebelum bertelur rak betelur sudah disipkan. Entok akan bertelur pada rak yang disedikan.  Jumlah telur entok bisa mencapai 10-15 butir. Setelah telurnya sudah cukup maka entok akan mengerami telurnya, pengeraman telur entok selama 28 hari.  Daya tetas entok yang dierami oleh induknya biasanya cukup tinggi sekitar 90 %.
Pakan yang diberiakan adalah pakan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi entok, Seperti dedak padi yang dicampur dengan eceng gondok.  Bisa juga dengan roti afkir yang masih layak konsumsi. Jika mudah mendapatkan keong sawah bisa diberikan kepada induk entok untuk meningkatkan nilai nutrisi terutama protein dari dagingnya dan kalsium dari cangkangnya.
Prinsip-prinsip Biosecurity dan Biosafety harus dilaksanakan. Biosecurity adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan masuknya dan berkembangnya agen penyakit dalam suatu peternakan. Tindakan  Biosecurity yang dilakukan adalah :
a.  Pengawasan lalu lintas
     Pengawasan lalu lintas yaitu membatasi dan mengawasi keluar masuknya ke peternakan baik
   orang,hewan, kenderaan dan peralatan.
b.  Sanitasi
     Sanitasi yang dimaksudkan adalah membersihkan dan mendesinfeksi kandang, kenderaan dan
     peralatan secara teratur, kemudian menjaga Hygiene orang yang bekerja di kandang, sebaiknya
     ada pakaian khusus di dalam kandang.
c.  Isolasi
     Melakukan isolasi yaitu memisahkan entok dari  ayam, mengandangkan induk entok dan melakukan karantina bagi  yang  baru dibeli selama 2 minggu.
 Induk entok yang baru datang harus dilakukan vaksinasi untuk mencegar terjadinya penyakit.  Jenis vaksin yang harus diberikan pada entok minimal vaksin ND dan vaksin AI. Dilakukan vaksin ND dan AI karena kedua penyakit ini merupakan penyakit yang sangat  menular. Bisa mengakibatkan kematian yang sangat banyak  sehingga dapat merugikan peternak.

D. Perawatan Anak
                Setelah telur entok dierami selama 28 hari telur entok akan menetas atau disebut Day Old Duck (DOD).  Setelah telur menetas langsung dipisahkan dari induknya dan dimasukkan ke dalam kandang anak.  Agar DOD tetap hangat harus disedikan lampu yang menyala mulai dari jam 5 sore sampai jam 7 pagi. Namun jika cuaca masih dingin atau musim hujan sebaiknya lampu tetap dinyalakan disiang hari. Jika anak entok masih merasa kedinginan, anak entok akan berkumpul mendekati lampu dan jika kepanasan anak entok akan menjauh dari lampu.  Suhu yang dibutuhkan sebagai penghangat DOD adalahantara  29 0C-320C. Minggu kedua suhu bisa diturunkan sekitar 30C dan minggu ke 3 bisa ditunkan suhunya sampai 40C.
Pakan dan air minum harus selalu tersedia (adlibitum), agar pertumbuhan DOD lebih cepat. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari.  Pakan yang diberikan adalah pakan starter yang dicampur dengan vitamin mulai dari umur 1 hari sampai 15 hari. Setelah umur 15 hari sampai 36 hari konsentrat mulai dikurangi dan dicampur dengan dedak. Kemudian setelah satu bulan anak entok dilepas di dalam pagar. Pemberian pakan anak entok yang berumur setelah 36 hari bisa diberikan dedak yang dicampur dengan keong sawah, eceng gondok maupun vitamin.  Setelah usia 5-6 bulan entok sudah siap dipanen. Perkiraan kebutuhan pakan anak sampai 6 bulan jika di rata-rata per hari sebagai berikut, DOD sampai 1 minggu 15 g, usia I-3 minggu 35 g, usia 3-4 minggu 65 g dan usia 4 minggu sampai 6 bulan  100 g.
Pemeliharaan anak agar tetap sehat harus dilakukan prinsip-prinsip Biosecurity dan biosafety. Pemberian vaksin tetap harus dilakukan pada anak entok untuk mencegah terjadinya penyakit. Vaksin yang diberikan terutama vaksin ND dan Vaksin AI. Pemberian bisa melalui air minum, tetes mata maupun disuntikkan.




E.  Analisis Usaha sederhana  (20 ekor betina dan 4 pejantan)
a.  Pengeluaran
      -  pembelian Induk Betina 20 ekor  x   Rp.  60.000  = Rp 1.200.000
      -  Pembelian Pejantan           4 ekor  x  Rp. 100.000 = Rp     400.000
      -  Biaya Pakan
          induk betina 20 ekor x 360 hari x 200 gr x Rp 2500/1000 = Rp  3.600.000
          pejantan          4 ekor x 360 hari x 300 gr x  Rp 2500/1000 = Rp 1.080.000
          DOD sampai 6 bulan : 1140 ekor x 180 hari x 53,75 g x Rp 2500/1000 = Rp 27.573.750
      -  Penyusutan kandang Rp 1.000.000,-/thn
TOTAL                                                                                                             34.853.750,-

 b. Penerimaan
       Satu tahun 6 kali bertelur, satu kali bertelur minimal 10 butir  dengan perkiraan kematian 5 % :
       -  Penjualan entok Betina         950 ekor x Rp 60.000 =  57.000.000,-
       -   Penjualan entok jantan        190 ekor Rp 100.000   = 19.000.000,-
TOTAL                                                                                                                76.000.000

Penghasilan =  76.000.000 - 34.853.750                              =                    41.146.250






DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, L. H. dkk. 2005. Perkembangan Teknologi Budidaya Itik di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.  Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rasyaf, M. 1994. Beternak itik komersil. Kanisius. Yogyakarta
Setiawan, W. 1998.  Beternak Itik Manila. Balai Pustaka. Jakarta.
Suharno, B. 2009. Beternak Itik Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setioko, A. R. dkk. 1996.  Unggas Air (Itik dan Entok) Sebagai Alternatif Pendapatan Petani. Proseding Seminar Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor.