PELUANG USAHA BUDIDAYA TERNAK KALKUN
Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt (Kepala Seksi Budidaya Peternakan
Dinas Peternakan Kab. Lebak)
Kalkun merupakan ternak unggas yang berasal
dari benua Amerika, yang telah di konsumsi sehari-hari oleh suku Indian
(Prayitno dan Murad, 2009). Kalkun sudah beradaptasi terhadap iklim di
Indonesia. Bagi masyarakat Amerika dan eropa daging kalkun merupakan makanan
yang biasa dikonsumsi terutama pada hari-hari besar. Sementara di Indonesia
lebih cenderung sebagai ternak hias. Kalkun jantan lebih besar dari kalkun
betina. Kalkun jantan bisa membuat bulu-bulunya tegak, sehingga terlihat sangat
indah. Kalkun daging putih lebih tinggi proteinya dibanding ayam daging putih.
Protein kalkun daging putih 43,3% sedangkan ayam daging putih hanya 31,5%
(Mountney, 1976). Rasa daging kalkun
sangat lezat, sedikit lemak dan rendah kolesterol. Daging kalkun juga
mengandung vitamin B,Kalium, fosfor dan Zinc. Agar budidaya kalkun berhasil
maka harus dikatahui tatalaksana budidaya yang baik. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan
agar budidaya kalkun bisa berhasil :
A. Pembuatan Kandang
Kandang berfungsi sebagai tempat
kalkun berlindung dari cuaca ekstrim (panas dan hujan) dan juga untuk
memudahkan tatalaksana pemeliharaan. Berikut ini jenis kandang yang harus
disiapkan :
A.1. kandang Indukan
Kandang induk harus dikelilingi pagar
agar mudah dalam pengontrolan. Kemudian disiapkan tempat berteduh untuk kalkun
dari cuaca ekstrim. Kandang dibuat senyaman
mungkin agar ternak kalkun tidak stress.
Lantai kandang harus terkena sinar matahari langsung agar selalu kering
dan mudah dibersihkan sehingga kalkun tidak mudah terkena penyakit. Sirkulasi udara harus baik. Daya tampung
harus sesuai tidak melebihi kapasitas. Pagar
harus tinggi agar kalkun betina tidak bisa terbang keluar pagar.
A.2. Rak berterlur
Agar kalkun betelur pada tempat yang
tepat, maka harus dibuat rak betelur. Rak bertelur berbentuk kotak yang terbuat
dari kayu. Kemudian di dalam kotak diisi jerami atau alang-alang juga bisa dari
kain perca. Tempat bertelur harus diberi atap agar selalu kering dan tidak
terkena hujan, sehingga tidak mempengaruhi daya tetas telur yang sedang
dierami.
A.3. Kandang Anak kalkun
Kandang anak kalkun yang baru menetas
bisa terbuat dari kayu maupun dari ram kawat. Berbentuk kotak dengan atap yang
bisa terlindung dari hujan dan panas matahari. Lantai kandang terdapat lubang
untuk mengeluarkan feses. Kemudian juga
harus disediakan tempat minum dan tempat pakan serta lampu sebagai penghangat.
B. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit merupakan salah satu
kunci keberhasilan budidaya kalkun. Bibit yang baik akan menghasilkan turunan
yang baik pula. Ada beberapa cara untuk
memilih bibit kalkun yang baik sebagai berikut :
1. Sehat dan tidak cacat
Ciri-ciri kalkun yang sehat adalah :
matanya besinar, gerakanya lincah, nafsu makanya baik
dan bulunya tidak kusam.
2. Pertumbuhanya yang
baik
Pertumbuhan
yang baik terlihat dari pertambahan bobot badan yang cepat.
3. Kalkun bakalan yang masih produktif
kalkun bakalan yang sudah dewasa tubuh dan
alat reproduksinya baik. Ciri Pejantan yang
baik, libidonya tinggi dengan kualitas
sperma yang baik. Sedangkan betina yang
produktif
yaitu produksi dan kualitas telurnya baik.
C. Pemeliharaan Induk
Pakan salah satu poin penting dalam usaha
budidaya kalkun. Kekurangan Pakan bisa mengakibatkan pertumbuhan lambat bahkan
bisa lebih mudah terjangkit penyakit. Kebutuhan nutrisi harus diperhatikan
terutama kandungan protein, energi, mineral dan vitamin. Pakan yang bisa
diberikan dedak, rumput-rumputan, sayur-sayuran dan juga leguminosa seperti
lamtoro. Air minum harus tersedia setiap saat (adlibitum). Pakan bisa
diberikan dalam bentuk segar maupun kering.
Sex rasio jantan dan betina yang baik
adalah 1 : 5. Biasanya kalkun mulai bertelur pada usia sekitar 7 bulan. Induk
kalkun yamg mau betelur ditandai dengan jenggernya yang berwarna merah cerah,
berbunyi seperti ayam berkotek, pada kandang yang luas kalkuk yang mau bertelur
akan mencari tempat bertelur kadang-kadang terbang agak tinggi. Jika sudah
dianggap pas maka kalkun akan bertelur di tempat tersebut.
Tahapan Biosecurity harus dilakukan yaitu, Pengawasan lalulintas, baik
orang, kenderaan, peralatan maupun hewan.
Sanitasi diantaranya Kebersihan kandang harus tetap terjaga agar dapat
tercegah dari penyakit, penyemprotan desinfektan pada kandang harus dilakukan
sebelum diisi. Hal iIni bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang merugikan.
Kebersihan tempat pakan dan tempat minum juga harus selalu terjaga, yang tidak kalah penting kebersihan peternak dan pakaian. Hal ini
bertujuan agar mencegah terbawanya penyakit dari luar. Kemudian isolasi, memisahlan
entok dengan ayam, melakukan karantina pada ternak baru selama 2 minggu.
Induk kalkun diberi vaksinasin untuk
mencegah terjangkitnya penyakit. Vaksin
yang diberikan minimal vaksin ND (tetelo) dan vaksin AI ( flu burung). Biasanya Vaksinasi dilakukan dengan
penyuntikan di bagian dada. Dosis tergantung merk dan jenis dari vaksin.
D. Pemeliharaan Anak
Telur kalkun akan menetas setelah
dierami sekitar 28 hari. Setelah anak kalkun (Day Old Turkey/DOT) menetas langsung dipisahkan dari induknya. DOT dimasukkan ke kandang anak yang terlebih
dahulu sudah disiapkan. Kandang DOT harus tersedia air minum dan pakan. Lampu sebagai penghangat harus tersedia
terutama pada malam hari atau saat hujan turun disiang hari. Lantai kandang untuk anak kalkul umur 1 hari-30
hari diberi alas dari kertas. Jika feses sudah mulai banyak atau lembab maka
alas harus diganti. Luas kandang 1 m2 bisa diisi 40-45 ekor DOT.
Kemudian semakin besar anak kalkun maka tempat yang dibutuhkan semakin luas.
Luas kandang disesuaikan dengan pertumbuhan anak kalkun. Setelah usia 30 hari
anak kalkun tidak usah diberi lampu penghangat lagi karena bulu-bulu sayapnya
sudah tumbuh dan bisa beradaptasi terhadap suhu lingkungan.
Pakan merupakan poin penting dalam
pertumbuhan DOT. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan DOT harus terpenuhi baik
jumlah maupun kualitasnya. Pakan DOT sampai 1 bulan diberikan pakan starter.
Berikutnya dicampur dengan dedak dan daun pepaya. Setelah kalkun berusia lebih
dari 4 bulan, pakan bisa berupa dedak yang dicampur dengan sayur-sayuran atau
rumput juga daun lamtoro. Pemberian
multi vitamin harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin pada tubuh anak
kalkun.
Agar anak kalkun dapat dicegah dari
penyakit maka harus melakukan Perinsip-perinsip Biosecirity, seperti keberihan kandang, desinfeksi kandang,
kebersihan tempat pakan, tempat minum serta pakain peternaknya. Sebaiknya ada
baju khusus di dalam kandang, Agar penyakit dari luar tidak terbawa ke dalam
kandang. Lalulintas orang, kenderaan dan peralatan ke dalam kandang harus
dibatasi.
Vaksinasi harus dilakukan, di booster
dan di revak. Vaksinasi pada kalkun dilakukan 5 kali seumur hidup. Terutama
vaksin ND dan Vaksin AI.
E. Pemasaran
Pemasaran kalkun masih terbuka luas,
Baik untuk konsumsi maupun ternak hias.
Permintaan sebagai daging konsumsi masih tinggi pada restoran-restoran
yang banyak dikunjungi orang dari Eropa maupun Amerika. Sedangkan ternak hias
banyak permintaan dari masyarakat Indonesia pencinta ternak hias. Harga daging
kalkun 1 kg adalah 60-70 rb/kg. Sedangkan
kalkun sebagai ternak hias usia 2 bulan sepasang Rp 250.000,- sedangkan ternak kalkun dewasa sepasang
antara 800 rb -900 ribu. Apabila produksi tinggi selain sebagai ternak pedaging
bisa di jual ke pasar-pasar burung baik di Serang maupun di Jakarta. Sekarang
juga sudah banyak di jual secara online.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M. Dkk 2013. Turkey Management Guide. Central Poultry
Development
Organisation. Karnataka. India.
Astuti, M. 2011. Potensi
Budidaya Kalkun Sebagai Ternak Alternatif. Ditjennak. Deptan.go.id
Prayitno, D.S. dan
Murad. 2009. Managemen Kalkun berwawasan
Animal wefare. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
Rasyaf, M. Dan Amullah I. K. 1983. Beternak
Kalkun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yuwanita, T. 2004. Dasar
Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta
No comments:
Post a Comment