Wednesday 14 March 2018



POTENSI BUDIDAYA ENTOK  SEBAGAI SUMBER MATA PENCAHARIAN
 BAGI MASYARAKAT PEDESAAN DI KAB. LEBAK

Oleh :  Jamaluddin ZA, SPt. (Kepala UPTD Peternakan Wilayah III Kab. Lebak)




Entok (muscovy duck) disebut juga bebek manila atau itik serati. Entok berasal dari benua Amerika.  Habitat aslinya di daerah rawa, danau maupun sungai. Entok merupakan ternak tipe pedaging.  Pangsa pasar untuk entok masih terbuka luas. Permintaan entok dari kabupen Lebak ke Jakarta cukup tinggi minimal 1.000 ekor/hari, kalau dijumlahkan dalam satu bulan permintaan entok  untuk wilayah  Jakarta dari kabupaten Lebak berkisar 30.000 ekor.  Sementara yang baru terpenuhi paling banyak 400 ekor/hari. Belum lagi permintaan untuk daerah serang sangat tinggi terutama pada saat menjelang idul fitri maupun idul adha. Harga entok paling tinggi di daerah serang pada saat menjelsng idul fitri dan Idhul Adha. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar budidaya entok bisa berhasil. Berikut ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peternak entok :

A.  Pembuatan Kandang
Kandang entok harus terbuat dari bahan yang kuat.  Jika bahanya terbuat dari bambu harus memilih bambu yang sudah tua, sebelum dijadikan pagar maupun kandang sebaiknya bambu direndam terlebih dahulu di dalam lumpur selama 1 bulan. Hal ini bertujuan agar bambu yang akan dibuat pagar atau kandang tidak mudah dimakan rayap.  Kandang entok harus dikelilingi oleh pagar agar entok bisa terkontrol keberadaanya. Pagar bisa terbuat dari bambu maupun ram kawat. Lantai kandang harus kering dan terkena sinar matahari langsung,
kemudian di dalam pagar disedikan tempat bertelur. tempat untuk bertelur bisa terbuat dari kayu atau bambu yang berbentuk kotak, didalam kotak diisi dengan jerami padi atau alang-alang.  Rak tempat bertelur harus terlindungi dari hujan dan sinar matahari langsung agar telur tidak cepat rusak. 
Selain rak bertelur juga harus disediakan kandang anak yang baru menetas (DOD), kandang anak bisa terbuat dari bambu maupun ram kawat. Kandang anak harus tersedia lampu sebagai penghangat. Kandang  juga harus ada sirkulasi udara yang baik, terkena sinar matahari langsung dan lantai kandang tidak terlalu rapat sehingga feses bisa jatuh kebawah, tidak menumpuk di dalam kandang. Kemudian disetiap kandang harus tersedia tempat  minum dan tempat pakan.  Agar daya tetas telur tinggi sebaiknya disediakan  tempat berenag untuk induk entok.

B.  Pemilihan Induk


                Saat pembelian induk entok,  peternak harus bisa mengetahui bibit yang baik. Ciri-ciri induk entok yang baik untuk dibudidayakan sebagai berikut :
a.  Sehat dan tidak cacat
  Entok yang sehat adalah entok yang nafsu makanya baik, aktif bergerak, tidak loyo, matanya
  bersina dan bulunya lengkap dan mengkilat.
b. Memiliki postur yang besar
     Ada beberapa tipe induk entok, sebaiknya memilih entok yang berpostur besar.  Manfaatnya agar
     bobot dagingnya lebih berat juga bisa mengerami telur lebih banyak.  
C. Entok bakalan yang sudah siap bertelur
 Pembelian entok bakalan bukan entok yang sudah mendekati akhir produksi. Hal ini bertujuan agar masa produksi telurnya masih lama, diharapkan dapat  menghasilkan anak entok yang lebih
     banyak.

C.  Pemeliharaan Induk
Agar fertilitas telur entok tinggi sebaiknya sex rasio jantan dengan betina adalah 1 : 5.  Induk-induk yang sudah dibeli di lepas di dalam pagar dan disedikan tempat pakan dan minum.  Lantai tempat induk entok sebaiknya selalu kering, jika memungkinkan lantainya ditaburi sekam padi.  Induk betina yang baru dibeli dilakukan pencabutan bulu sayap agar tidak bisa terbang.
 Biasanya usia 6 bulan entok mulai bertelur. Sebelum bertelur rak betelur sudah disipkan. Entok akan bertelur pada rak yang disedikan.  Jumlah telur entok bisa mencapai 10-15 butir. Setelah telurnya sudah cukup maka entok akan mengerami telurnya, pengeraman telur entok selama 28 hari.  Daya tetas entok yang dierami oleh induknya biasanya cukup tinggi sekitar 90 %.
Pakan yang diberiakan adalah pakan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi entok, Seperti dedak padi yang dicampur dengan eceng gondok.  Bisa juga dengan roti afkir yang masih layak konsumsi. Jika mudah mendapatkan keong sawah bisa diberikan kepada induk entok untuk meningkatkan nilai nutrisi terutama protein dari dagingnya dan kalsium dari cangkangnya.
Prinsip-prinsip Biosecurity dan Biosafety harus dilaksanakan. Biosecurity adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan masuknya dan berkembangnya agen penyakit dalam suatu peternakan. Tindakan  Biosecurity yang dilakukan adalah :
a.  Pengawasan lalu lintas
     Pengawasan lalu lintas yaitu membatasi dan mengawasi keluar masuknya ke peternakan baik
   orang,hewan, kenderaan dan peralatan.
b.  Sanitasi
     Sanitasi yang dimaksudkan adalah membersihkan dan mendesinfeksi kandang, kenderaan dan
     peralatan secara teratur, kemudian menjaga Hygiene orang yang bekerja di kandang, sebaiknya
     ada pakaian khusus di dalam kandang.
c.  Isolasi
     Melakukan isolasi yaitu memisahkan entok dari  ayam, mengandangkan induk entok dan melakukan karantina bagi  yang  baru dibeli selama 2 minggu.
 Induk entok yang baru datang harus dilakukan vaksinasi untuk mencegar terjadinya penyakit.  Jenis vaksin yang harus diberikan pada entok minimal vaksin ND dan vaksin AI. Dilakukan vaksin ND dan AI karena kedua penyakit ini merupakan penyakit yang sangat  menular. Bisa mengakibatkan kematian yang sangat banyak  sehingga dapat merugikan peternak.

D. Perawatan Anak
                Setelah telur entok dierami selama 28 hari telur entok akan menetas atau disebut Day Old Duck (DOD).  Setelah telur menetas langsung dipisahkan dari induknya dan dimasukkan ke dalam kandang anak.  Agar DOD tetap hangat harus disedikan lampu yang menyala mulai dari jam 5 sore sampai jam 7 pagi. Namun jika cuaca masih dingin atau musim hujan sebaiknya lampu tetap dinyalakan disiang hari. Jika anak entok masih merasa kedinginan, anak entok akan berkumpul mendekati lampu dan jika kepanasan anak entok akan menjauh dari lampu.  Suhu yang dibutuhkan sebagai penghangat DOD adalahantara  29 0C-320C. Minggu kedua suhu bisa diturunkan sekitar 30C dan minggu ke 3 bisa ditunkan suhunya sampai 40C.
Pakan dan air minum harus selalu tersedia (adlibitum), agar pertumbuhan DOD lebih cepat. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari.  Pakan yang diberikan adalah pakan starter yang dicampur dengan vitamin mulai dari umur 1 hari sampai 15 hari. Setelah umur 15 hari sampai 36 hari konsentrat mulai dikurangi dan dicampur dengan dedak. Kemudian setelah satu bulan anak entok dilepas di dalam pagar. Pemberian pakan anak entok yang berumur setelah 36 hari bisa diberikan dedak yang dicampur dengan keong sawah, eceng gondok maupun vitamin.  Setelah usia 5-6 bulan entok sudah siap dipanen. Perkiraan kebutuhan pakan anak sampai 6 bulan jika di rata-rata per hari sebagai berikut, DOD sampai 1 minggu 15 g, usia I-3 minggu 35 g, usia 3-4 minggu 65 g dan usia 4 minggu sampai 6 bulan  100 g.
Pemeliharaan anak agar tetap sehat harus dilakukan prinsip-prinsip Biosecurity dan biosafety. Pemberian vaksin tetap harus dilakukan pada anak entok untuk mencegah terjadinya penyakit. Vaksin yang diberikan terutama vaksin ND dan Vaksin AI. Pemberian bisa melalui air minum, tetes mata maupun disuntikkan.




E.  Analisis Usaha sederhana  (20 ekor betina dan 4 pejantan)
a.  Pengeluaran
      -  pembelian Induk Betina 20 ekor  x   Rp.  60.000  = Rp 1.200.000
      -  Pembelian Pejantan           4 ekor  x  Rp. 100.000 = Rp     400.000
      -  Biaya Pakan
          induk betina 20 ekor x 360 hari x 200 gr x Rp 2500/1000 = Rp  3.600.000
          pejantan          4 ekor x 360 hari x 300 gr x  Rp 2500/1000 = Rp 1.080.000
          DOD sampai 6 bulan : 1140 ekor x 180 hari x 53,75 g x Rp 2500/1000 = Rp 27.573.750
      -  Penyusutan kandang Rp 1.000.000,-/thn
TOTAL                                                                                                             34.853.750,-

 b. Penerimaan
       Satu tahun 6 kali bertelur, satu kali bertelur minimal 10 butir  dengan perkiraan kematian 5 % :
       -  Penjualan entok Betina         950 ekor x Rp 60.000 =  57.000.000,-
       -   Penjualan entok jantan        190 ekor Rp 100.000   = 19.000.000,-
TOTAL                                                                                                                76.000.000

Penghasilan =  76.000.000 - 34.853.750                              =                    41.146.250






DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, L. H. dkk. 2005. Perkembangan Teknologi Budidaya Itik di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.  Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rasyaf, M. 1994. Beternak itik komersil. Kanisius. Yogyakarta
Setiawan, W. 1998.  Beternak Itik Manila. Balai Pustaka. Jakarta.
Suharno, B. 2009. Beternak Itik Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setioko, A. R. dkk. 1996.  Unggas Air (Itik dan Entok) Sebagai Alternatif Pendapatan Petani. Proseding Seminar Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor.



No comments:

Post a Comment