Tuesday, 27 March 2018

Mengenal Jenis-jenis Rumput Berkualitas Sebagai Pakan Ternak Ruminansia




 MENGENAL JENIS-JENIS RUMPUT BERKUALITAS 
SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Oleh  :  Jamaluddin ZA, SPt. (Kasi Budidaya Ternak Dinas Peternakan Kab. Lebak)

Sebagai peternak terutama peternak ruminansia seharusnya mengetahui jenis rumput berkualitas sebagai pakan ternak.  Tujuanya adalah agar pemberian pakan pada ternak dapat mendukung kebutuhan gizi ternaknya.  Ada banyak jenis rumput berkualitas yang sudah di budidayakan di Indonesia. Rumput sebagai pakan ternak terbagi dua yaitu : rumput potong dan rumput penggembalaan. Berikut ini ada beberapa jenis rumput yang berkualitas (unggul) yang sudah tumbuh dan beradaptasi di Indonesia :

A. Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)


Rumput gajah merupakan rumput yang berbentuk rumpun dan bisa panen berkali-kali. Rumput gajah bisa tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.  Ciri dari rumput gajah adalah beruas-ruas, dengan memiliki daun yang panjang sedikit berbulu. Rumput gajah memiliki protein kasar sekitar 8,4-11,4 %, lemak 1,7-1,9 %, Serat kasar 29,5-33% dengan daya cerna 52 % (BPTP Yokyakarta, 2013).
Tanaman ini dikembangbikkan dengan stek maupun pols. Pemanenan pertama pada umur 60 hari dan panen berikutnya setiap 40 hari, dengan catatan pemupukan yang seimbang dan cukup air. Pada musim kemarau pemanenan sebaiknya dilakukan setiap 55 hari. Musim kemarau perlu penyiraman minimal satu kali dua minggu.  Produksi rumput gajah per Hektar adalah 100-200 ton/ tahun. Merupakan rumput potong atau cut and carry.  Pemotongan rumput gajah saat panen sebaiknya sekitar 11 cm dari permukaan tanah, karena kalau jarak pemotongan dari tanah terlalu tinggi pertumbuhan tunas baru akan lebih sedikit, tunas akan tumbuh pada batang yang membuat rumput gajah menjadi kerdil dan rumpun yang sedikit.

B. Rumput Odot



Rumput odot memiliki batang yang pendek.  Maksimal ketinggian rumput odot 1 m. Rumput odot memiliki produksi yang tinggi dan  pertumbuhan yang cepat.  Tingkat palatabilitasnya cukup baik, memiliki protein kasar pada batang sekitar 8,2 %. Rumput odot baik tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.  Rumput ini baik diberikan pada ruminansia besar maupun ruminansia kecil karena batang yang lunak dan daun yang tidak berbulu. Perkembangbiakan rumput odot bisa dengan stek batang. Pertama kali panen setelah ditanam sekitar 60 hari, panen selanjutnya setelah 36 hari pada musim hujan dan sekitatar 45 hari pada musim kemarau.

C. Rumput Raja/King Grass (Pennicetum purpupoides)




Rumput raja merupakan persilangan antara rumput gajah dengan pennisetum typhoides. Rumput raja mudah tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Produsinya lebih tinggi dari rumput gajah. Produksi dalam bahan segar sekitar 225 ton/Ha/tahun. Rumput raja merupakan tanaman yang usia tumbuhnya cukup lama. Ketinggian bisa mencapai 4 m, berbatang tebal dan keras. Pada umur sudah tua daunya lebar dan panjang dengan tulang dau yg keras.  Protein Kasar 10,82 %( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004).   Penanaman rumput raja dapat dilakukan dengan pols maupun stek.  Batang yang dipake seharusnya yang sudah tua.

D. Rumput Benggala (Panicum Maximum)


Rumput benggala berbentuk rumpun, tumbuh tegak, memiliki akar serabut. Tingginya bisa mencapai  1,8 m.  Daunya lebih kecil dari rumput gajah.  Perkembangbiakanya dengan biji maupun pols. Protein kasar rumput benggala sekitar 9,6 %, Pemanenan pertama sekitar 60 hari. Pemanenan bisa sampai tujuh tahun dengan pemupukan yang sesuai.
 Produksi bahan kering rumput benggala sekitar 126 ton/ha/thn. Tanaman ini tumbuh  baik pada daerah dataran rendah seperti di kabupaten Lebak. dengan curah hujan 1.000-2.000 mm/thn. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan  dan tumbuh lebih baik dengan jumlah air yang cukup, kuat terhadap naungan, Bisa dijadikan rumput potong maupun rumput padang penggembalaan karena perakaranya yang kuat.

E. Rumput Setaria (setaria  spachelata)


Rumput Setaria mempunyai ciri-ciri berbentuk rumpun mirip tanaman sereh, daunya kecil memanjang dan agak lembut, berbatang lunak dan berwarna merah, pamgkal batang pipih. Perkembangbiakan dengan pols (sobekan rumpun) dan bisa juga dengan biji. Tanaman ini mudah tumbuh pada ketinggian 1.000-3000 meter dpl. dengan curah hujan sedang. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan, masih hidup di daerah yang sering tergenang air.  Kandungan protein kasar 8,40 % ( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004). Waktu pemanenan setelah berusia 40 hari setelah tinggi rumpun 1 m. Pemotongan rumput sekitar 11 cm dari permukaan tanah. Agar tumbuh lebanyak anakan. Setaria sangat cocok diberikan pada kambing dan domba. Karena tekturnya yang lembut. Produksi rumput setaria dalam bentuk segar sekitar 95 ton/Ha/Thn.

F. Rumput Australia (Paspalum Dilatatum)

Paspalum membentuk rumpun yang padat, berdaun banyak dan berizom merayap yang pendek. Kuat pada penggembalaan berat karena perakaran yang kuat di dalam tanah, tumbuh pada tanah marginal maupun tanah yang subur. Kandungan Protein kasar 10,82% ( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004).

H.  Brachiaria Decumbens




Rumput Brachiaria Decumbens (BD) berbentuk rumpun dan batangnya merambat dan mengeluarkan akar dari ruas batangyang membuat rumpun baru, Sehingga cepat menutupi tanah menjadi hamparan yang lebat.  Daunya tidak terlalu lebar, pendek dan sedikit berbulu. Tinggi rumput BD bisa mencapai 45 cm.  Merupakan rumput untuk padang penggembalaan, karena memiliki perakaran yang dalam dan kuat sehingga tahan terhadap injakan. Penggembalaan bisa dilakukan setelah BD berumur 60 hari.  Produksi rumput BD bisa mencapai 172 ton/Ha/thn.
            Usia rumput BD cukup panjang. Kuat dengan curah hujan yang rendah dan Pertumbuhan yang cepat.  Rumput ini bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. BD juga bisa tumbuh di tanah dengan pH rendah (3.5) dan kurang subur. Kandungan nutrisi cukup baik, Protein kasar sekitar 10,6 % (Fanindi A. dan Prawiradiputra B. R.) dengan palatabilitas yang cukup baik. Rumput BD cocok diberikan kepada ruminansia besar maupun ruminansia kecil.  Perkembangbiakanya dengan rumpun (pols) dan bisa juga dengan biji.

I.  Brachiaria Humidicola



Rumput Brachiaria Humidicola (BH) memiliki daun sedikit lebih kecil dari daun BD, batangnya merambat dan mengeluarkan akar dari ruasnya kemudian tumbuh rumpun baru (stolon). BH cocok sebagai rumput penggembalaan karena perakaran yang dalam serta rumpun yang banyak sehingga tahan terhadap injakan. Kuat terhadap penggembalaan berat.  Rumput ini tumbuh baik di dataran rendah tropis juga sampai dataran tinggi, bisa tumbuh dengah pH tanah yang rendah sampai tinggi. Rumput BH dikembangbiakan dengan biji maupun pols (rumpun). Tumbuh dengan rizhome dan stolon sangat cepat menutupi tanah. Produksi rumput BH bisa mencapai 160 ton/Ha/thn, tergantung perawatan. Kandungan Protein kasar sekitar 8,88%. 

J. Rumput Cynodon Dactilon


Rumput cynodon dactilon merupakan rumput yang berstolon, memiliki rhizome dan mempunyai perakaran yang kuat. Daunya kecil memanjang. Kandungan nutrisi rumput ini cukup baik sekitar 8,67 % ( Kushartono, B. dan Iriani, N., 2004).  Rumput ini tetap tumbuh pada musim kemarau, tumbuh lebih baik pada tanah yang kelembabanya tinggi, rumput ini juga kuat terhadap genangan air.  Rumput Cynodon dactilon tumbuh dengan baik apabila tidak ada naungan.  Tingkat palabilitas rumput ini sangat baik. 




DAFTAR PUSTAKA

Fanindi, A. dan Prawiradiputra, B. R. Karakteristik dan Pemanfaatan rumput Brachiaria Sp.
         Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Kushartono, B. dan Iriani, N. (2004) Inventarisasi Keanekaragaman Hijauan Guna
            Mendukung Sumber Pakan Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor

Kurniawan W. Dkk (2007) Produksi dan kualitas Brachiaria Humidicola (rend.) Sch, Digitaria 
          decumbens Stent dan Stenotaphrum Secundatum (walter) O. Kunt. Dibawah naungan
           sengon, Karet dan kelapa sawit. Media Peternakan. Jurnal of animal science and
           technologi. IPB.

Supriadi (2013) Macam Bahan Pakan Sapi dan Kandungan Gizinya. BPTP Yokyakarta
Siregar, M.E., (1978) Produktifitas setra kemampuan menahan erosi soecies Rumput setra  
         leguminosa terpilih menjadi pakan ternak yang ditanam pada tamping teras bangku di
         Citanduy. Ciamis.

Siregar. M.E. dan A. Djajanegara (1974) Pengaruh tingkat pemupukan zwavelzurur kalium
        (Zk) terhadap produksi segar 5 jenis rumput, Buletin. L. P. P Bogor No 12.
           







No comments:

Post a Comment