TATALAKSANA BUDIDAYA TERNAK
DOMBA
Oleh : Jamaluddin ZA,
S.Pt.
Domba
sudah biasa dipelihara oleh masyarakat pedesaan di Kabupaten lebak. Budidaya
domba biasanya sebagai tabubungan bagi peternak. Jika ada kebutuhan mendadak,
domba yang dimiliki akan dijual. Biasanya peternak menjual domba jantan karena
memiliki harga yang lebih tinggi dibanding domba betina. Pemasaran domba di Kab. Lebak masih terbuka
luas. Masih tinggi permintaan terhadap ternak domba. Penjualan bisa dilakukan
dengan cepat. Tengkulak akan datang apabila ada domba peternak yang akan di
jual. Pemasaran domba juga bisa kepada
tukang sate dan juga oleh masyarkat untuk kebutuhan pesta maupun aqiqah. Harga domba akan tinggi pada saat menjelang
idul adha.
Pemeliharaan
domba di pedesaan masih banyak yang ekstensif, pemberian pakan masih
mengandalkan padang penggembalaan, belum ada teknologi pengolahan pakan yang
dilakukan. Berikut ini tahapan tatalaksana budidaya domba :
A. Penanaman Hijauan
Pakan Ternak (HPT)
Sebelum melaksanakan budidaya domba,
peternak sebaiknya menanam hijauan pakan ternak. Karena pakan merupakan salah
satu faktor penting dalam usaha budidaya domba. Biasanya kegagalan dalam
budidaya domba banyak terjadi karena peternak tidak menyediakan pakan yang
cukup untuk dombanya, baik nutrisi maupun jumlahnya.
HPT
yang cocok untuk pakan domba adalah pakan yang bertekstur lembut dan palatable, seperti rumput setaria, odot
dan lain-lain. Selain itu leguminosa sebagai sumber protein harus disediakan, leguminosa
bisa ditanam di batas-batas lahan. Leguminosa dipergunakan sebagai sumber
protein dalam pakan domba. Leguminosa yang baik ditanam sebagai pakan domba
adalah gamal, lamtoro atau indigofera.
Menanam HPT
bisa diakukan di lahan peternak yang masih kosong maupun disela-sela
tanaman. Produksi HPT harus dihitung agar seimbang dengan
jumlah domba yang dipelihara. Kebutuhan pakan domba per ekor setiap hari dalam
bentuk segar adalah 10 % dari bobot badan. Kebutuhan domba yang dipelihara
harus seimbang dengan produksi HPT yang ditanam.
B. Pembuatan Kandang
Kandang
domba sebaiknya kandang panggung. Kandang domba harus selalu bersih dan kering.
Feses dan urin tidak boleh berkumpul di
dalam kandang, akan tetapi harus jatuh ke bawah. Jika urin dan feses menumpuk di dalam kandang
akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit. Oleh karena itu lantai kandang
dibuat tidak rapat untuk memudahkan urin dan feses jatuh ke bawah.
Bahan
untuk membuat kandang bisa terbuat dari kayu maupun bambu. Sedangkan atapnya
bisa terbuat dari asbes, genteng maupun daun rumbia. Jenis kandang domba ada 2
macam yaitu kandang koloni dan kandang individu. Kandang individu dibuat untuk kandang pejantan dan kandang
penggemukan. Sedangkan kandang koloni untuk kandang induk. Kemudian disediakan
juga kandang khusus beranak agar anak yang lahir tidak terinjak oleh domba yang
lain.
C. Pemilihan Bibit
Domba
Pemilihan
bibit sangat berpengaruh terhadap kualitas turunan domba. Pemilihan bibit
unggul akan menghasilkan keturunan yang unggul pula. Berikut ini cara memilih
bibit yang baik untuk budidaya domba :
1. Domba sehat
Domba yang sehat dapat dilihat dari
gerakanya yang lincah, matanya bersinar, warna bulu tidak kusam, bulu tidak
mudah rontok dan tidak cacat.
2. Performa baik
Performa
baik dilihat dari postur tubuhnya yang tinggi, panjang dan kakinya berdiri
kokoh. Pejantan memiliki libido yang
tinggi dengan sperma yan berkualitas baik.
Sedangkan betina masih produktif. Jika memungkinkan dilihat silsilah
keturunanya. Biasanya jika induknya melahirkan anak lebih dari satu maka
turunanyapun demikian.
D. Pemeliharaan Domba
Managemen
pemeliharaan domba sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya
domba. Semakin baik managemen semakin baik hasil yang diperoleh. Managemen
budidaya ternak termasuk pemberian pakan dan minum, pencukuran bulu, memandikan
domba, kesehatan ternak dan rekording.
D.1. Pemberian Pakan
dan Minum
Kebutuhan
pakan ternak dalam budidaya domba harus terpenuhi baik nutrisi maupun
jumlahnya. Pemberian pakan pada ternak domba dilakukan dua kali sehari pagi dan
sore hari. Pakan bisa berupa rumput atau konsentrat. Pemeliharaan budidaya ternak
domba harus bisa menekan biaya konsentrat untuk mengurangi biaya pakan. Karena budidaya ternak domba membutuhkan
waktu yang lama. Konsentrat bisa digantikan dengan leguminosa seperti lamtoro,
ki hujan dan lain lain. Pemberian rumput
tidak boleh dalam bentuk basah karena bisa mengakibatkan kembung. Apalagi yang diarit di pagi hari masih ada
embun pagi, hal ini bisa mengakibatkan domba terkena cacingan. Karena rumput
yang ada embun pagi mengandung telor cacing.
Pemberian leguminosa sebaiknya tidak diberikan secara langsung butuh
waktu pelayuan selama satu hari. Hal ini
utuk mengurangi kadar toxin yang terdapat di dalam legum.
Pemberian
minum harus tersedia setiap saat (adlibitum). Tempat minum bisa disediakan di sudut kandang
atau diletakkan berdekatan dengan tempat pakan.
Wadah tempat minum bisa berupa baskom maupun ember.
D.2. Pencukuran Bulu
dan Memandikan Domba
Domba memiliki bulu yang panjang dan
berbentuk gimbal, apabila dibiarkan akan mengakibatkan kotoran mudah menempel
pada bulunya. Hal ini akan menyebabkan
domba mudah terjangkit penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukan pencukuran
bulu. Pencukuran bulu dilakukan pada saat bulu sudah kelihatan lebat dan
gimbal. Pada ternak betina sekitar 6 bulan sekali. Sedangkan jantan sekitar 4
bulan sekali.
Memandikan domba dalam budidaya
domba harus dilakukan, memandikan domba dapat dilakukan sebulan sekali,
memandikan domba bertuajuan agar badanya tetap bersih dan indah dipandang. Hal
ini juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan domba.
D.3. Kesehatan Ternak
Kesehatan
ternak tergantung dari kebersihan kandang dan ternaknya. Semakin bersih kandang dan ternaknya semakin
sehat dombanya. Domba yang baru datang sebaiknya dikarantina terlebih dahulu,
karantina dilakukan selama dua minggu. Setelah dua minggu baru digabung dengan
ternak yang lama. Hal ini bertujuan agar tidak menularkan penyakit bawaan dari
ternak yang baru. Ternak yang baru datang sebaiknya diberikan obat cacing dan
vitamin, Agar ternak sehat dan bebas dari cacing.
D.4. Rekording
Rekording atau pecatatan ternak
harus dilakukan. Domba yang baru datang diukur dan ditimbang lalu diberikan
tanda berupa nomor telinga atau nomor dengan memakai kalung. Begitu juga anak
domba yang baru lahir ditimbang dan diukur. Bagian yang diukur adalah tinggi
badan, panjang badan dan lingkar dada, kemudian dilakukan pencatatan di kartu
ternak atau di buku rekording. Hal ini bermanfaat agar memudahkan memonitor
pekembangan ternak, mengetahui jumlah populasi ternak, memudahkan dalam seleksi
ternak, mengetahu kebutuhan pakan, lebih mudah dalam mengatur perkawinan dan
memudahkan dalam pelayanan kesehatan domba.
mohon ditonton ada vidio DOMBA UNIK SATU-SATUNYA DI DUNIA
di chanel youtube saya Seru lho : https://youtu.be/bhdds94QbsY
DAFTAR BACAAN
Anggorodi, R. (1997) Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia.
Jakarta.
Devendra, C. and Mcloroy,
G. B. (1982) Goat and Sheep Production in Tropics. Longman.
New York.
Mandal, A. at al
(2006) Estimationof direct and maternal
(co) variance components for
preweaning
growth traits in muzaffarnagari sheef. Livest.
No comments:
Post a Comment