PERMASALAHAN DAN
PENANGANAN
ANAK SAPI/KERBAU BARU LAHIR
Oleh : Jamaluddin ZA, S.Pt ( Kasi Budidaya
Peternakan Disnak Lebak)
Sering ditemui kasus atau
permasalahan disaat awal kelahiran anak sapi (pedet) atau anak kerbau (eneng), kejadian
ini perlu penanganan dengan cepat agar tidak mengakibatkan kejadian yang lebih
buruk seperti kematian pedet/eneng. Penanganan anak baru lahir sangat penting
dilakukan dalam usaha budidaya ternak. Penanganan yang baik di awal kelahiran
ternak akan menghasilkan ternak yang sehat dan pertumbuhanya baik. Penanganan
anak sapi/kerbau baru lahir harus menjadi perhatian peternak karena kematian
paling tinggi terjadi pada saat awal kelahiran.
Penanganan mulai dilakukan sebelum induk melahirkan, baik dari segi
pakan maupun kandangnya. Adapun kasus-kasus yang sering ditemui pada pedet baru
lahir adalah :
A. Pedet/eneng Lahir lumpuh
Berdasarkan
pengalaman selama menangani budidaya ternak sapi/kerbau di masyarakat. Ada beberapa ternak yang melahirkan pedet/eneng yang tidak bisa berdiri (lumpuh). Pedet/eneng
lumpuh ini harus segera ditangani agar bisa berdiri dan bisa tumbuh dengan
baik. Pedet/eneng lumpuh jika tidak
ditangani dengan cepat bisa menyebabkan kematian karena tidak bisa menyusui
pada induknya.
Kejadia
pedet/eneng lahir lumpuh terjadi pada peternakan yang kekurangan pakan baik
kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu mencegah agar tidak terjadi pedet
lahir lumpuh adalah dengan pemberian pakan pada induk saat bunting yang
memenuhi kebutuhan nutrisi terutama Ca dan Posfor sehingga pertumbuhan fetus
dalam kandungan berjalan dengan baik.
Penanganan
apabila terjadi pedet lahir lumpuh adalah :
1. Membersihkan pedet dengan lap atau jerami
kering
2. Peras susu induk untuk mengambil kolostrum
dan diminumkan ke pedet yang lumpuh
3. Menyiapkan rangka dari kayu untuk menahan
badan pedet agar tetap berdiri.
4. Melebarkan kaki depan dan kaki belakang agar
bediri lebih kokoh
5. Pedet yang lumpuh ditahan dengan tangan agar
tetap berdiri, salah satu tangan Berada dipunggung dan yang satunya
dipangkal leher untuk menahan leher selama kurang lebih 30 menit atau sampai terlihat
sudah bisa berdiri kokoh.
6. Lepaskan rangka kayu dan biarkan pedet
berjalan.
B. Pedet/eneng Diare
Diare
paling rentan terjadi pada pedet/eneng terutama pada usia dari 1 hari - 3 bulan,
anak sapi yang baru lahir mempunyai kekebalan tubuh yang sangat rendah karena
belum mengkonsumsi kolostrum. Karena kekebalan tubuh yang rendah akan
mengakibatkan pedet/eneng mudah terserang diare. Tanda-tanda pedet/eneng diare
adalah feces encer dan berbau menyengat dengan warna feces putih keabuabuan.
Kematian sangat tinggi akibat penyakit ini. Penyebab kematian karenya dehidrasi
yang sangat tinggi, pedet kehilangan cairan tubuh yang sangat banyak, pedet
kelihatan lemah, mata sayu kemudian lumpuh dan mati. Diare biasanya disebabkan oleh agen infeksius dan
penyebab lain. Diare yang disebabkan
oleh agen infeksius berupa Bakteri, virus dan protozoa (Chotiah S.). Penyebab
paling umum dijumpai pada kasus diare adalah bakteri E. Coli.
Penyakit
diare pada pedet/eneng terjadi karena lingkungan kandang yang tidak higienis. Agar tidak terjadi diare pada pedet, kandang
induk untuk melahirkan harus bersih dan kering terlebih dahulu. Sebaiknya
sebelum menempatkan induk dikandang melahirkan, kandang terlebih dahulu
didesinfeksi, agar mikroorganisme yang merugikan tidak tumbuh dan berkembang di
kandang.
Pedet
yang baru lahir sangat perlu penanganan, pedet/eneng yang baru lahir dipotong
tali pusarnya dan dioleskan yodium tincture atau betadin agar tidak terjadi
infeksi. Pemberian kolostrum dari induk juga sangat penting agar meningkatkan
daya tahan tubuh pedet. Sebelum
menyusukan anak pada induknya terlebih dahulu dipastikan kebersihan puting susu
induk, karena ini yang sangat sering mengakibatkan tercemarnya susu yang
diminum oleh pedet yang bisa menyebabkan diare. Kemudian vaksinasi terhadap sapi/kerbau
dara atau induk perlu dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
diare.
Penanganan
pedet yang sudah terkena penyakit diare adalah dengan melakukan kebersihan
kandang sekaligus melakukan desinfeksi. Memisahkan anak yang diare dan induknya
dari ternak yang lain agar tidak menular. Kemudian memberikan larutan oralit
atau campuran gula dan garam kepada pedet/eneng untuk mengatasi dehidrasi,
ditambah dengan antibiotik untuk membasmi bakteri E. Coli atau salmonella.
Jika memberikan susu pengganti sebaiknya menghindari susu yang mengandung
laktosa.
C. Anak Sapi/Kerbau yang Tidak Disusui oleh Induknya
Kadangkala
ada induk sapi atau kerbau yang tidak mau menyusui anaknya. Setelah melahirkan anaknya
langsung ditinggalkan, ada juga setelah dijilatin dan anaknya berdiri saat
menyusui ditendang oleh induknya. Keadaan ini jika diibiarkan terus menerus bisa
mengakibatkan pedet kekurangan nutrisi bahkan mati, sehingga perlu dicari
solusinya. Salah satu solusinya adalah
pemberian susu pengganti, pemberian susu pengganti harus memenuhi konsistensi
dan kualitas susu sesuai kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan
pedet. Kebutuhan susu pada pedet adalah 10 % dari berat badan. jika berat pedet
30 kg maka kebutuhan susu yang harus diberikan adalah 3 Liter per hari.
Temperatur optimal dari susu pengganti adalah 39 0C.
Susu
pengganti bisa diberikan susu dari sapi perah murni yang dibeli dari peternakan
sapi perah, susu bubuk atau bisa juga membuat sendiri susu pengganti. Sebelum memberikan susu pengganti pada pedet
terlebih dahulu kolostrum dari induk diperas dan diberikan pada pedet untuk
meningkatkan daya tahan tubuhnya. Pemberian
kolostrum dari induk diupayakan selama 3 hari.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan saat memberikan susu pengganti pada anak sapi/kerbau adalah
jenis susu yang diberikan, jika susu bubuk yang diberikan sebaiknya diberikan
susu full cream jangan memberikan susu formula bayi karena bisa menyebabkan
diare pada pedet. Kemudian kebersihan dot dan botol susunya harus terjaga.
Sebelum mengisi susu pada botol terlebih dahulu dot dan botolnya distrilkan
dengan cara menyeduh botol dan dot dengan air panas agar mikroorganisme yang
merugiakan mati.
Harapan dengan adanya informasi ini dapat
membantu peternak dalam menagani anak sapi/kerbaunya yang baru lahir. Semoga
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sudono, dkk (2004). Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Agromedia Pustaka.
Acres, S. D. at al
(1977). Acut undifferentiatidneonatal
diarrhea in beef calves : The
prevalence of
enterotoxigenic E. Coli, reo-like (rota) virus and ather enteropathogens in
cow calf herd.
Agritech (2016) ballyanni, Nenang
Chotiah S. Diare pada anak sapi : Agen penyebab,
diagnosa dan penanggulanganya. Balai
Besar Penelitian Veteriner. Bogor
No comments:
Post a Comment