PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK PASAR SEBAGAI PAKAN TERNAK
Oleh : Jamaluddin ZA, S. Pt (Kasi Budidaya
Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)
Biaya untuk pakan ternak menempati
biaya tertinggi dalam suatu usaha peternakan komersial. Sering terjadi
kegagalan usaha peternakan karena tidak mampu membiayai pakan. oleh karena itu
perlu diupayakan ketersediaan pakan dengan biaya semurah mungkin. sudah banyak
langkah yang dilakukan oleh peternak mulai dari penyediaan pakan lokal sampai
impor dari luar, namun tetap saja biaya pakan tinggi. Ada salah satu alternatif
sumber pakan ternak ruminansia, yaitu limbah organik pasar, dengan memanfaatkan
limbah organik pasar memberikan dua keuntungan. Pertama dapat menanggulangi
permasalahan limbah organik pasar, kemudian yang kedua mengurangi biaya pakan
ternak.
A. Permasalahan yang Ditimbulkan dari Limbah Organik
Pasar
Penanganan limbah organik pasar
selama ini masih konvensional dengan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Pembunangan sampah dengan cara ini dapat mencemari lingkungan disekitarnya
dan tidak memiliki nilai tambah. Keadaan ini dapat menimbulkan polusi berupa
bau busuk dari hasil fermentasi sampah organik.
Dampak lain akibat dari pembuangan
sampah organik yang tidak dikelola dengan baik adalah mengganggu kesehatan
yaitu timbulnya penyakit seperti diare, kolera, tifus dan penyait akibat jamur.
Tempat pembuangan limbah juga bisa jadi tempat berkembangbiaknya lalat dan
tikus, lalat dan tikus ini bisa sebagai pembawa penyakit pada manusia.
Kemudian akibatnya terhadap
lingkunan dapat mencemari lingkungan, rembesan cairan hasil fermentasi yang
bisa mengalir ke tempat yang lain. Misalnya ke perumah penduduk. Jika dibuang
ke sungai akan mencemari sungai dan merusak ekosistemnya, misalnya matinya ikan
akibat dari fermentasi limbah organik yg menghasilkan NH-3. Akibat yang terjadi
dari pembuangan limbah organik pasar ke lokasi TPA sering terjadi benturan
dengan masayarakat sekitar, karena dianggap mencemari lingkungan.
B. Limbah Organik Pasar Sebagai Pakan Ternak
Limbah organik pasar ternyata
merupakan salah satu peluang pakan dengan biaya murah. limbah organik seperti
kulit jagung, kulit tauge, daun pisang, sisa sayur-sayuran dan sebagainya
ternyata cukup melimpah setiap hari. Limbah pasar ini tidak kalah nilai
nutrisinya dibandingkan dengan rumput unggul. Jadi limbah organik pasar dapat
menggantikan biaya pembelian rumput unggul.
Limbah organik pasar sebelum diberikan
pada ternak harus dibersihkan terlebih dahulu, perlakuan ini bertujuan agar
limbah yang diberikan terbebas dari mikroorganisme yang merugikan. Limbah pasar
berupa kulit jagung bisa diberikan secara langsung kepada ternak sedangkan
limbah dari sayur-sayuran sebaiknya diolah terlebih dahulu, karena mengandung
kadar air yang tinggi, bisa mencapai 95%. Sehingga jika disimpan tanpa
pengolahan akan cepat busuk. Sayuran berupa kol dan kubis apabila diberikan secara
langsung kepada ternak dalam jumlah yang banyak tanpa pengolahan akan
menyebabkan ternak kembung perut.
Apabila produksi limbah organik
pasar melimpah maka bisa dilakukan pengawetan.
Pengawetan bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan. Pengawetan limbah organik pasar bisa
dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan pembuatan silase dan juga
penurunan kadar air seperti hay. Bahan-bahan seperti sayur-sayuran dan kulit
jagung bisa diawetkan dengan metode silase, sementara kulit touge dan kulit
jagung bisa diawetkan dengan penurunan kadar air atau pengeringan, bahkan bisa
dibuat dalam bentuk tepung atau pellet.
Pembuatan silase dari bahan organik
limbah pasar yaitu dengan cara melayukan limbah berupa sayur-sayuran, agar
kadar airnya tidak terlalu tinggi. Biasanya limbah sayuran kadar airnya cukup
tinggi. Kadar air sayuran yang layak
dibuat silase adalah antara 55-65%. Sedangkan kadar air untuk hay dari limbah organik pasar sebaiknya sekitar
15 %. Pemanfaatan limbah organik pasar dapat menekan biaya pakan. Karena tidak membutuhkan biaya untuk membeli
HPT atau biaya dalam budidaya HPT.
C. Kandungan Nutrisi dari Berbagai Limbah Organik
Pasar
C.1. Kol atau Kubis
Kol atau kubis salah satu sayuran
yang banyak ditemukan dari limbah pasar.
Kol atau kubis merupakan sayuran yang berntuk bulat yang terbentuk dari
lapisan daun. Kol memiliki tekstur yang
lembut dan memiliki kadar air yang tinggi. Nilai nutrisi Kol dari 100 g, energi
25 kcal, karbohidrat 5,8 g, lemak 0,1g, protein 1,28g, Vit B1 0,0061 mg, Vit B2 0,040 g, Vit B6
0,124 g, Kalium 170 mg, Kalsium 40 mg dan Mg 12 mg.(USDA Nutrient database).
C.2. Kol merah
Kol merah dari 100 g memiliki
kandungan nutrisi sebagai berikut : Protein 1,43 g dan energi 31 kkal, lemak
0,16 dan kalsium 45 mg (USDA Nutrient database)
C.3. Bayam
Bayam juga banyak ditemukan pada
limbah organik pasar, berikut ini nilai nutrisi dari 100 g bayam : 45 kkal, protein 3,5g, lemak 0,5 g,
karbohidrat 6,5 g, kalsium 267 mg, Fe 3,9 mg, Vit B2 9,15 mg, Vit C 76,7 mg dan
Kalium 285 mg. (World Healtiest’s Food Rating) dan menurut BPTP banyam meliki kandungan nutrisi: Fe 3 g,
kalsium 81 g, karbohidrat 3,2 g dan Protei 2,3 g seta memiliki vit A, C,
fosfor, kalim dll.(BPTP Sulawesi Utara, 2016).
C.4. Petsai (sawi
cina)
Petsai dari
100 g memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut : protein 1,50 dan energi 14 k
kalori. (USDA Nutrient database)
C.5. Wortel
Wortel dari 100 g memiliki
kandungan nutrisi sebagai berikut : Protein 0,93 g, energi 41 kkal, lemak 0,24
g. (USDA Nutrient database)
C.6. Brokoli
Brokoli dari 100 g memiliki
kandungan nutris sebagai berikut : Protein 3,17 g, energi 22 kkal, lemak 0,49
g, dan kalsium 108 mg (USDA Nutrient database)
C.7. Kulit Jagung
Kulit jagung juga sering ditemukan
pada limbah organik pasar. Kulit jagung secara in-vitro memiliki nilai
kecernaan tinggi yaitu 68% (Mcctucheon and Samples, 2001). Nilai palatabilitas
yang diukur secara kualitatif menunjukkan bahwa daun dan kulit jagung lebih
disukai oleh ternak dibanding dengan batang ataupun tongkol (Wilson, et al,
2004).
DAFTAR PUSTAKA
BPTP Sulawesi Utara 2016
IPB Repository
United State Department of Agriculture (USDA). Agricultural
research service.
No comments:
Post a Comment