Wednesday, 4 July 2018

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK PASAR SEBAGAI PAKAN TERNAK



PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK PASAR SEBAGAI PAKAN TERNAK



                     




            Oleh : Jamaluddin ZA, S. Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)



Biaya untuk pakan ternak menempati biaya tertinggi dalam suatu usaha peternakan komersial. Sering terjadi kegagalan usaha peternakan karena tidak mampu membiayai pakan. oleh karena itu perlu diupayakan ketersediaan pakan dengan biaya semurah mungkin. sudah banyak langkah yang dilakukan oleh peternak mulai dari penyediaan pakan lokal sampai impor dari luar, namun tetap saja biaya pakan tinggi. Ada salah satu alternatif sumber pakan ternak ruminansia, yaitu limbah organik pasar, dengan memanfaatkan limbah organik pasar memberikan dua keuntungan. Pertama dapat menanggulangi permasalahan limbah organik pasar, kemudian yang kedua mengurangi biaya pakan ternak.



A.  Permasalahan yang Ditimbulkan dari Limbah Organik Pasar

Penanganan limbah organik pasar selama ini masih konvensional dengan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pembunangan sampah dengan cara ini dapat mencemari lingkungan disekitarnya dan tidak memiliki nilai tambah. Keadaan ini dapat menimbulkan polusi berupa bau busuk dari hasil fermentasi sampah organik.

Dampak lain akibat dari pembuangan sampah organik yang tidak dikelola dengan baik adalah mengganggu kesehatan yaitu timbulnya penyakit seperti diare, kolera, tifus dan penyait akibat jamur. Tempat pembuangan limbah juga bisa jadi tempat berkembangbiaknya lalat dan tikus, lalat dan tikus ini bisa sebagai pembawa penyakit pada manusia.

Kemudian akibatnya terhadap lingkunan dapat mencemari lingkungan, rembesan cairan hasil fermentasi yang bisa mengalir ke tempat yang lain. Misalnya ke perumah penduduk. Jika dibuang ke sungai akan mencemari sungai dan merusak ekosistemnya, misalnya matinya ikan akibat dari fermentasi limbah organik yg menghasilkan NH-3. Akibat yang terjadi dari pembuangan limbah organik pasar ke lokasi TPA sering terjadi benturan dengan masayarakat sekitar, karena dianggap mencemari lingkungan. 



B.  Limbah Organik Pasar Sebagai Pakan Ternak

Limbah organik pasar ternyata merupakan salah satu peluang pakan dengan biaya murah. limbah organik seperti kulit jagung, kulit tauge, daun pisang, sisa sayur-sayuran dan sebagainya ternyata cukup melimpah setiap hari. Limbah pasar ini tidak kalah nilai nutrisinya dibandingkan dengan rumput unggul. Jadi limbah organik pasar dapat menggantikan biaya pembelian rumput unggul.

Limbah organik pasar sebelum diberikan pada ternak harus dibersihkan terlebih dahulu, perlakuan ini bertujuan agar limbah yang diberikan terbebas dari mikroorganisme yang merugikan. Limbah pasar berupa kulit jagung bisa diberikan secara langsung kepada ternak sedangkan limbah dari sayur-sayuran sebaiknya diolah terlebih dahulu, karena mengandung kadar air yang tinggi, bisa mencapai 95%. Sehingga jika disimpan tanpa pengolahan akan cepat busuk. Sayuran berupa kol dan kubis apabila diberikan secara langsung kepada ternak dalam jumlah yang banyak tanpa pengolahan akan menyebabkan ternak kembung perut.  

Apabila produksi limbah organik pasar melimpah maka bisa dilakukan pengawetan.  Pengawetan bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan.  Pengawetan limbah organik pasar bisa dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan pembuatan silase dan juga penurunan kadar air seperti hay.  Bahan-bahan seperti sayur-sayuran dan kulit jagung bisa diawetkan dengan metode silase, sementara kulit touge dan kulit jagung bisa diawetkan dengan penurunan kadar air atau pengeringan, bahkan bisa dibuat dalam bentuk tepung atau pellet.

Pembuatan silase dari bahan organik limbah pasar yaitu dengan cara melayukan limbah berupa sayur-sayuran, agar kadar airnya tidak terlalu tinggi. Biasanya limbah sayuran kadar airnya cukup tinggi.  Kadar air sayuran yang layak dibuat silase adalah antara 55-65%. Sedangkan kadar air untuk hay dari limbah organik pasar sebaiknya sekitar 15 %. Pemanfaatan limbah organik pasar dapat menekan biaya pakan.  Karena tidak membutuhkan biaya untuk membeli HPT atau biaya dalam budidaya HPT.







C.  Kandungan Nutrisi dari Berbagai Limbah Organik Pasar



C.1.  Kol atau Kubis

Kol atau kubis salah satu sayuran yang banyak ditemukan dari limbah pasar.  Kol atau kubis merupakan sayuran yang berntuk bulat yang terbentuk dari lapisan daun.  Kol memiliki tekstur yang lembut dan memiliki kadar air yang tinggi. Nilai nutrisi Kol dari 100 g, energi 25 kcal, karbohidrat 5,8 g, lemak 0,1g, protein 1,28g,  Vit B1 0,0061 mg, Vit B2 0,040 g, Vit B6 0,124 g, Kalium 170 mg, Kalsium 40 mg dan Mg 12 mg.(USDA Nutrient database).



C.2. Kol merah

Kol merah dari 100 g memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut : Protein 1,43 g dan energi 31 kkal, lemak 0,16 dan kalsium 45 mg (USDA Nutrient database)



C.3.  Bayam

Bayam juga banyak ditemukan pada limbah organik pasar, berikut ini nilai nutrisi dari 100 g bayam :  45 kkal, protein 3,5g, lemak 0,5 g, karbohidrat 6,5 g, kalsium 267 mg, Fe 3,9 mg, Vit B2 9,15 mg, Vit C 76,7 mg dan Kalium 285 mg. (World Healtiest’s Food Rating) dan menurut BPTP  banyam meliki kandungan nutrisi: Fe 3 g, kalsium 81 g, karbohidrat 3,2 g dan Protei 2,3 g seta memiliki vit A, C, fosfor, kalim dll.(BPTP Sulawesi Utara, 2016).



C.4.  Petsai (sawi cina)

            Petsai dari 100 g memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut : protein 1,50 dan energi 14 k kalori. (USDA Nutrient database)



C.5.  Wortel

Wortel dari 100 g memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut : Protein 0,93 g, energi 41 kkal, lemak 0,24 g. (USDA Nutrient database)



C.6.  Brokoli

Brokoli dari 100 g memiliki kandungan nutris sebagai berikut : Protein 3,17 g, energi 22 kkal, lemak 0,49 g, dan kalsium 108 mg (USDA Nutrient database)





           

C.7. Kulit Jagung

Kulit jagung juga sering ditemukan pada limbah organik pasar. Kulit jagung secara in-vitro memiliki nilai kecernaan tinggi yaitu 68% (Mcctucheon and Samples, 2001). Nilai palatabilitas yang diukur secara kualitatif menunjukkan bahwa daun dan kulit jagung lebih disukai oleh ternak dibanding dengan batang ataupun tongkol (Wilson, et al, 2004). 





DAFTAR PUSTAKA

BPTP Sulawesi Utara 2016

IPB Repository

United State Department of Agriculture (USDA). Agricultural research service.




No comments:

Post a Comment