MENGENAL ESTRUS (BIRAHI) PADA TERNAK RUMINANSIA
Oleh :
Jamaluddin ZA, S.Pt (Kasi Budidaya Peternakan Dinas Peternakan Kab. Lebak)
Ternak
betina mempunyai alat reproduksi yang terdiri dari alat kelamin utama
(ovarium), Saluran reproduksi (tuba Fallopi, Uterus, serviks dan vagina) dan
alat kelamin luar (vulva dan klitoris). Ovarium terdapat dua buah sebelah kiri
dan sebelah kanan. Ovarium memiliki dua komponen penting yaitu folikel (primer,
sekunder, tersier, de graaf) dan korpus luteum. Ovarium mempunyai dua fungsi
yaitu reproduksi (sel telur) dan produksi hormonal (estrogen, progesteron,
inhibin dan relaxin). Posisi ovarium berada dalam rongga pelvis, sedangkan
bentuk dan ukuran ovarium berbeda tergantung spesis dan fase. Ovarium sapi
berbentuk oval, ovarium domba berbentuk lonjong dan ovarium kuda seperti ginjal
(Samik, A. 2017).
Uterus
salah satu bagian dari saluran reprodiksi yang sangat penting, memilki banyak
fungsi yaitu, menghasilkan cairan uterus saat birahi, kapasitasi spermatozoa,
kontraksi, transportasi spermatozoa. Sedangkan serviks berfungsi menutup lumen
uterus, menghasilkan cairan serviks yang berfungsi memberi jalan spermatozoa, dan
menyeleksi sparmatozoa saat garavid cairan mukus (Samik. A. 2017)
Estrus
atau birahi adalah kondisi dimana ternak betina ingin dikawin. Birahi pada
ternak terjadi setelah ternak dewasa. Usia dewasa pada ternak ruminansia
bervariasi tergantung kondisi tubuh dan pakan. Dewasa kelamin pada sapi 1,5-2
tahun sedangkan dewasa tubuh 2-2,5 tahun, dewasa kelamin pada kerbau pada usia
2,5-3 tahun sedangakan dewasa tubuh 3-4 tahun, kambing/domba dewasa kelamin 6-8
bulan sedangkan dewasa tubuh usia 12-15 bulan. Ternak dikawinkan setelah ternak
dewasa tubuh.
Deteksi birahi salah satu faktor yang penting
menjadi perhatian dalam budidaya ternak ruminansia. Ketepatan mendeteksi birahi
akan berpengaruh terhadap ketepatan waktu perkawinan. Perkawinan pada waktu
birahi yang tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan kebuntingan. Karena
mengawinkan ternak ruminansia diluar waktu birahi tidak akan terjadi kebuntingan.
Oleh karena itu peternak harus mengetahui tanda-tanda birahi agar tepat pada
saat mengawinkan ternak. Selain ketepatan waktu kawin juga akan memperpendek calving interval. Siklus estrus dibagi
menjadi empat fase :
1. Pro estrus
(Persiapan)
Fase
ini terjadi perubahan tingkah laku, perubahan alat kelamin luar, pada ovarium
terdapat folikel de graaf, kelenjar endometrium tumbuh memanjang, serviks
terjadi relaksasi, Terjadi pertumbuhan folikel yang cepat.
2. Estrus
Pada
fase ini folikel de graaf sudah matang, sekresi lendir serviks maksimal,
dinding folikel tipis sehingga ternak responsif terhadap pejantan dan ingin
dikawini.
3. Metestrus
Fase
Metestrus terjadi setelah estrus selesai, ternak menolak untuk kopulasi, ada
korpus haemoragicum pada ovarium, serviks sudah menutup, fase ini terjadi
penurunan kadar estrogen.
4. Diestrus
Fase
diestrus tidak ada aktivitas kelamin, ovarium terdapat corpus luteum dan ternak
dalam keadaan tidak bunting, berakhir pada saat regresi corpus luteum.
A. Tanda-tanda birahi
pada ternak ruminansia sebagai berikut :
a. Standing heat (diam
saat dinaiki oleh ternak yang lain, yang menaiki juga perlu diamati)
b. Gelisah
c. Nafsu makan menurun
d. Vulva bengkak dan berwarna
merah
e. basah (keluar
cairan lendir bening dari vagina)
f. Sering mengeluarkan
suara
Deteksi
birahi pada peternakan rakyat lebih mudah dilakukan karena pada peternakan
rakyat setiap hari ternak berada dalam pengawasan peternak, sedangkan pada
perusahaan peternakan sekala besar atau jumlah ternak betina yang banyak,
pengamatan birahi dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari, tanda yang
lebih mudah diamati adalah pada saat ternak terjadi standing heat. Tentunya
seluruh ternak yang diamati sudah ada eartagnya. Setiap ada kejadian standing
heat dilakukan rekording untuk berikutnya dilakukan perkawinan.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Estrus pada Ternak Ruminansia
a. Kadar hormon dalam
tubuh ternak
Jika hormon-hormon reproduksi bekerja
dengan baik maka akan terjadi estus
b. Kecukupan Nutrisi. Defisiensi
nutrisi atau kekurangan kandungan nutrisi yang dikonsumsi oleh ternak dapat mempengaruhi status reproduksi
ternak.
c. Kondisi alat
reproduksi : kondisi dimana alat reproduksi normal atau tidak. Kondisi ini berpengaruh terhadap timbulnya estrus.
C. Siklus Birahi
Siklus
birahi adalah jarak dari birahi yang satu ke birahi berikutnya. Siklus birahi
diatur oleh mekanisme endokrin dan neuroendokrin yaitu hormon-hormon dari
hipotalamus, hipofisis dan gonad. Siklus birahi pada ternak berbeda-beda
tergantung jenis ternaknya. Berikut ini tabel siklus birah, lama birahi dan
ovulasi.
Tabel 1. Siklus Birahi, Lama Birahi
dan Ovulasi
Hewan
|
Siklus
|
Lama
|
Ovulasi
|
Domba
|
16-17
hari
|
24-36
jam
|
24-30
jam*
|
Kambing
|
21
hari/lebih
|
32-36
jam
|
30-36
Jam*
|
Babi
|
19-21
hari
|
48-72
jam
|
35-45
Jam*
|
Sapi
|
21-22
hari
|
18-19
jam
|
10-11
Jam**
|
Kuda
|
19-25
hari
|
4-8 hari
|
1-2
Hari***
|
Kerbau
|
19-25
hari
|
2-96 jam
|
Sumber : Presentasi Dr. Abdul Samik
Ket : * Dari dimulainya birahi
** Setelah birahi berakhir
*** Sebelum Akhir birahi
D. Ovulasi
Salah
satu yang sangat penting pada saat birahi adalah terjadinya ovulasi. Karena
birahi tanpa ovulasi tidak akan terjadi fertilisasi. Ovulasi adalah, pecahnya folikel yang telah
matang disertai keluarnya ovum dari folikel tersebut. Lapisan sel telur (ovum) terdiri dari memberan
vitelin, zona pelusida dan comulus oophorus. Ovulasi merupakan rangkaian
mekanisme fisiologis, biokemikal dan biofisikal (samik A, 2017)
Keberhasilan
perkawinan baik IB maupun kawin alam apabila terjadi pertemuan sel telur (ovum)
dengan sel spermatazoa. Jika tidak terjadi ovulasi sudah barang tentu tidak
akan ada kebuntingan. Terjadinya ovulasi
pada ternak ruminansia bermacam-macam tergantung jenis ternaknya. Waktu yang
paling tepat ternak ruminansia untuk dikawinkan pada saat menjelang ovulasi, pada
sapi sekitar 10 jam setelah standing heat.
DAFTAR PUSTAKA
Larson, at al (1995) The fertility of inseminations made in cow
showing post estrus
Hemorrhage.
Samik, A. (2017) Siklus
Reproduksi. Presentasi Pelatihan ATR. BIB Singosari. Malang
Samik. A. (2017) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Alat
Kelamin Betina Sapi. Presentasi
Pelatihan ATR. BIB Singosari.
Malang
Toelihere, R. Mozes
(1997) Inseminasi Buatan Pada Ternak.
Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Penerbit Angkasa. Bandung.
No comments:
Post a Comment